GLOBALPLANET - Proses pembuatan susu kental manis sangat berbeda dari susu lainnya. Susu kental manis dibuat dengan menghilangkan sebagian besar air dari susu sapi melalui proses penguapan, sehingga susu mengental. Setelah itu, susu ini akan diberikan tambahan gula yang sangat banyak agar rasanya menjadi manis dan tahan lama.
Susu Kental Manis Tidak Dianjurkan untuk Anak
Susu kental manis mengandung gula 2 kali lipat lebih banyak daripada susu sapi biasa. Sementara itu, kandungan nutrisi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh kembangnya, seperti protein, kalsium, vitamin D, kalium, dan vitamin B12, jumlahnya jauh lebih rendah.
Makanan atau minuman tinggi gula memang dapat menaikkan berat badan dengan efektif, tapi juga akan meningkatkan risiko terjadinya obesitas pada anak yang bisa menimbulkan berbagai penyakit berbahaya.
Bunda perlu tahu bahwa anak-anak yang belum genap berusia 2 tahun tidak dianjurkan mendapatkan tambahan gula sama sekali, lho, baik dari makanan atau minuman. Sementara itu, anak-anak berusia 2–18 tahun dianjurkan mengonsumsi tidak lebih dari 6 sendok teh gula per hari.
Nah, karena alasan-alasan itulah susu kental manis sangat tidak dianjurkan diberikan kepada anak-anak di bawah 2 tahun, apalagi kepada bayi.
Kerugian pada Anak Akibat Mengonsumsi Susu Kental Manis
Berikut ini adalah beberapa kerugian yang bisa dialami anak bila sering mengonsumsi susu kental manis:
Gigi berlubang
Segala yang dikonsumsi anak bisa memengaruhi kesehatan giginya. Terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula, seperti susu kental manis, dapat menyebabkan gigi berlubang dan sakit gigi, apalagi jika kebersihan gigi dan mulutnya juga kurang terjaga.
Obesitas
Selain karena tinggi kalori, minuman tinggi gula, termasuk susu kental manis, dapat membuat anak lebih suka makanan-makanan manis. Hal ini dapat membuat Si Kecil mengonsumsi jauh lebih banyak kalori daripada yang sebenarnya ia butuhkan.
Ditambah lagi, makanan dan minuman tinggi gula sangat cepat diproses tubuh, sehingga membuat orang yang mengonsumsinya cepat lapar lagi. Akibatnya, Si Kecil akan lebih sering makan dengan pilihan makanan yang kebanyakan tinggi gula dan kalori. Pola makan seperti ini bisa dibilang “jalan tol” menuju obesitas, lho, Bun.
Resistensi insulin
Resistensi insulin adalah kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat lagi menggunakan gula darah dengan baik. Jika mengalami resistensi insulin, anak berisiko tinggi mengalami diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, perlemakan hati, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, dan gangguan siklus menstruasi pada perempuan.
Hal ini bisa dialami buah hati Bunda apabila ia terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman yang manis, termasuk susu kental manis. Risiko terjadinya resistensi insulin juga akan meningkat jika anak sudah mengalami obesitas.
Kendati memiliki label susu, saat ini susu kental manis sudah tidak termasuk jenis susu. Bahkan berdasarkan BPOM, susu kental manis tidak boleh digunakan sebagai pengganti susu cair dan susu bubuk bagi anak-anak, melainkan hanya sebagai topping atau campuran makanan.
Jadi, mulai sekarang, hindari pemberian susu kental manis kepada anak, ya, Bun. Jika selama ini Bunda menggunakan susu kental manis seperti susu biasa, segera ganti dengan susu sapi biasa atau susu formula yang sesuai dengan usia Si Kecil. Akan lebih baik lagi jika Bunda mengutamakan pemberian ASI hingga usia 2 tahun.
Jika Bunda memiliki kendala dalam memberikan ASI atau susu formula kepada Si Kecil, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar kebutuhan nutrisinya tercukupi dengan baik. (alodokter)