PALEMBANG, GLOBALPLANET - Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Bambang Benny Setiadji menjelaskan, secara umum kondisi hujan disertai petir dan angin di wilayah Sumsel akan normal dan berfluktuatif sejak tanggal 20 Januari lalu hingga besok, Kamis 23 Januari 2020.
"Kondisi ini diperkirakan meningkat pada 24-27 Januari 2020. Secara khusus hujan yang disebabkan awan konvektif dan orografis pada siang-sore hari di wilayah Sumsel akan berpotensi tetap terjadi hingga lima hari kedepan," ujar Benny, Rabu (22/1/2020).
Ia menuturkan, karakteristik permukaan Sumsel yang ber-Rawa dan Sungai menjadi penyuplai uap air dan adanya pusat tekanan rendah di wilayah Australia (Belahan Bumi Selatan) menyebabkan adanya belokan (Trough) dan pertemuan massa udara (Konvergensi) di wilayah Sumsel yang meningkatkan pertumbuhan awan konvektif (awan hujan akibat pemanasan matahari).
Sedangkan pada wilayah Sumsel bagian Barat (Dataran Tinggi Bukit Barisan) Angin Lembah yang terjadi mendapat pasokan uap air dari Samudera Hindia yang meningkatkan pertumbuhan awan Orografik (awan hujan akibat ketinggian permukaan).
"Berdasarkan kedua kondisi tersebut curah hujan di wilayah Sumsel bagian Barat akan mengalami peningkatan dan terus berlanjut. yakni pada wilayah dataran tinggi (Bukit Barisan) yang akan berdampak potensi adanya Bencana Hidrometeorologi (Genangan/Banjir ,Banjir Bandang dan Tanah Longsor) pada di wilayah Kabupaten Musi Rawas, Kota Lubuk Linggau, Empat Lawang, Lahat, Muratara, Muba, Kabupaten PALI, dan Kabupaten Muara Enim," tuturnya.
Sedangkan Potensi Bencana Hidrometeorologi (Angin Kencang/Puting Beliung dan Genangan/Banjir) pada wilayah Kota Pagar Alam, Kota Prabumulih, Kab. Banyuasin, Kota Palembang, Kab. OKI, Kab. OI, Kab. OKU Timur, Kab. OKU dan Kab.OKU Selatan.
Pihaknya menghimbau masyarakat dan Stakeholder terkait untuk tetap waspada dan update Informasi dan Peringatan Dini Cuaca dari BMKG dan melakukan tindakan preventif meminimalisasi dampak bvencana Hidrometeorologi yakni melakukan perbaikan infrastruktur lebih tahan bencana, membersihkan dan memperbaiki drainase, memangkas/mengurangi dahan dan ranting pohon agar tidak tumbang, perbaikan DAS/Daerah Aliran Sungai, dan menyiapkan kolam-kolam retensi.