Tak ketinggalan komika ternama Komeng yang ingin menangani keresahan masyarakat. Berikut deretan artis yang terjun ke dunia politik, di antaranya:
1. Verrell Bramasta kini sudah resmi menjadi bagian dari PAN, meski baru saja terjun di dunia politik Verrell Bramasta akan maju Pileg di dapil Jawa Barat.
2. Al Ghazali kini juga sudah resmi menjadi kader Partai Gerindra, ia disambut hangat oleh ketua umum Prabowo Subianto.
3. El Rumi yang sudah mengidolakan Gerindra sejak dulu, kini ia sukses bergabung dengan Partai Gerakan Indonesia Raya itu.
4. Aura Kasih didaftarkan Partai Golkar untuk mencalonkan diri menjadi caleg DPR RI pada Pemilu 2024, meskipun ia mengaku masih belum punya kesiapan.
5. Teuku Rassya putra Tamara Bleszynski ikut melangkah ke dunia politik di tahun 2023 sebagai bacaleg DPR RI.
6. Aldi Taher diketahui didaftarkan sebagai bacaleg DPR RI Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo). Aldi Taher juga datang ke kantor KPU bersama para petinggi Partai Perindo.
Tak hanya KPU saja yang dibuat bingung. Ternyata, Aldi Taher mengaku juga bingung bisa terdaftar sebagai bacaleg dari dua partai. Lah kok?
"Jangankan KPU, saya saja bingung kenapa saya terjun ke politik ya. Saya kan tukang mie ayam, saya kan anggota ubur-ubur wakwaw."
Banyaknya kalangan artis yang terjun dalam dunia politik merupakan hal yang wajar dan manusiawi. Namun, mereka bisa dibilang sebagai orang baru bahkan belum memiliki pengalaman dalam berpolitik.
Bergabungnya atau perekrutan kalangan artis tersebut menimbulkan berbagai perspektif dan pertanyaan dari masyarakat. Pertanyaan tersebut antara lain apakah artis-artis tersebut hanya bermodal ketenaran dalam memasuki partai politik. Padahal ketika terjun dalam dunia politik para politikus tentunya harus mengerti seluk beluk perpolitikan secara umum, bagaimana mengelola dan berkomunikasi dengan masyarakat.
Mereka juga dituntut untuk mengetahui dan memahami bagaimana sistem-sistem politik yang berlaku di Indonesia maupun sejarah dan perkembangan sistem politik regional maupun nasional. Jadi artis yang ikut berpolitik tidak hanya sekedar menjadi kontestan politik saja, tetapi juga harus berwawasan luas baik terkait kemasyarakatan maupun pemerintahan.
Lantas, apakah perekrutan kalangan artis hanya untuk meningkatkan perolehan suara partai politik saat pemilu? Dilihat dari banyaknya rekrutmen kader politik yang tergolong artis, bisa saja hal ini digunakan untuk meningkatkan perolehan suara partai politik saat pemilu. Karena strategi ini dapat digunakan untuk mempengaruhi proporsi pemilih muda.
Dilansir dalam berbagai penelitian dan survei, pada Pemilu 2024, hampir 60% generasi Z dan millenial yang menjadi paritisipan atau pemilih pemula.
Perekrutan para artis yang hanya mengandalkan ketenaran bisa dianggap lemah untuk kaderisasi parpol. Kaderisasi yang baik adalah bagaimana merekrut anggota yang benar-benar memiliki kesiapan untuk mngembangkan diri dalam berpolitik dan memajukan partai. Tidak kalah pentingnya adalah bagaimana mengembangkan perpolitikan di tanah air, sehingga lahir politisi dan kader-kader politik yang cerdas dan berintegrasi.
Maka dari itu, kita sebagai generasi muda harus melek dan sadar akan politik, harus mengetahui visi dan misi masing-masing partai maupun kandidat yang didaftarkan sebagai calon wakil rakyat. Karena pilihan ada di tangan kita. Mampukah kandidat atau calon bila terpilih nanti mewujudkan Indonesia yang adil dan sejahtera.
Penulis: Raja Givbran Afrilia, Mahasiswa FISIP UIN Raden Fatah Palembang
Disclaimer: Artikel dan isi tanggung jawab penulis