PALEMBANG, GLOBALPLANET - Memasuki permulaan tahun politik, serangan kampanye hitam mulai dilancarkan. Seperti halnya, bakal capres Anies Baswedan yang diserang dengan isu korupsi, Gubernur Sumsel Herman Deru juga mulai diserang kampanye hitam dengan tuduhan -taduhan isu korupsi. Siapa pelakunya? Sangat mudah ditebak, yaitu lawan-lawan politik Herman Deru yang ingin berkompetisi dalam Pilkada 2024 mendatang.
Tokoh dan aktivitas Sumsel, Rahmat Badai mengatakan, serangan serangan kampanye hitam terhadap Gubernur Sumsel Herman Deru sudah bisa ditebak sebelumnya karena sangat terkait dengan Pileg, Pilpres tahun 2023 dan Pilkada 2024 mendatang. "Selain Gubernur Sumsel, Pak Herman Deru juga Ketua DPW Nasdem Sumsel. Ketokohan Herman Deru sebagai Gubernur yang penuh prestasi ingin dirusak reputasinya dengan serangan kampanye hitam. Pola pola kampanye hitam seperti ini mudah ditebak," jelas Rahmat kepada sejumlah wartawan di Palembang, Minggu (19/2/2023).
Menurut Rahmat, kampanye hitam yang dialamatkan kepada Herman Deru memang sering kali dilancarkan saat menjelang Pilkada. Di mana saat Pilkada OKU Timur 2010, Pilgub Tahun 2013 dan Pilgub Tahun 2018 lalu, kampanye hitam selalu dilancarkan kepada mantan Bupati OKU Timur dua periode itu. Bahkan kampanye hitam paling sadis berupa isu asusila pernah dialami Herman Deru.
"Namun ternyata kampanye hitam yang tidak bermoral dan melanggar etika politik itu tidak berpengaruh sama sekali terhadap kepercayaan masyarakat terhadap Pak Herman Deru," tegasnya tokoh Pemuda asal Kabupaten Lahat ini.
Rahmat mengatakan, masyarakat Sumsel sudah pintar dan dapat menseleksi mana berita yang benar dan hoax atau kampanye hitam. Apalagi kampanye hitam itu gencar dilakukan saat tahun-tahun politik, menjelang Pemilu dan Pilkada. "Justru sebaiknya masyarakat Sumsel akan berbalik simpati dengan Herman Deru karena selalu dizalimi dengan kampanye-kampanye hitam seperti saat ini," paparnya.
Pengamat politik Sumsel Dr Adriansyah menilai, popularitas dan elektabilitas Gubernur Sumsel Herman Deru yang mencapai 70 persen memang sangat sulit dikalahkan pada Pilkada Gubenur Sumsel 2024 mendatang. Apalagi berdasarkan hasil berbagai lembaga survey menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat Sumsel terhadap kinerja pasangan Herman Deru - Mawardi Yahya mencapai 70 persen lebih. Artinya, pejuang HDMY untuk kembali memenangkan Pilgub 2024 sangat besar. "Hal inilah yang menyebabkan lawan politik HDMY panik, sehingga jurus kampanye hitam mulai dilancarkan jauh jauh hari," jelas dosen ini.
Dia mengatakan, semestinya siapapun kandidat yang ingin bertarung dalam Pilkada 2024 mendatang berkampanye dengan adu gagasan dan program program pembangunan. Sehingga masyarakat tercerahkan. Bukan dengan berita berita hoaks dan kampanye hitam. "Buatlah kampanye kampanye yang sehat, adu gagasan yang mendidik masyarakat Sumsel untuk mendapatkan pemimpin yang terbaik," ujarnya