loader

Ketum LDII: Ibu yang Berdaya Modal Membangun Karakter Bangsa

Foto

JAKARTA, GLOBALPLANET - "Rasulullah ketika ditanya seorang lelaki, mengenai kepada siapa harus berbuat baik, beliau menjawab ibumu, ibumu, ibumu, lalu ayahmu," kata Chriswanto mengutip hadits dari Imam Bukhari, dalam pernyataan resmi diterima globalplanet.news Selasa (22/12/2020).

Menurut Chriswanto, peradaban yang kian modern ternyata menemukan peran besar seorang ibu, sehingga mereka pantas dihormati. Bukan hanya kodratnya mengandung dan melahirkan, tapi ibu adalah makhluk pertama dan utama yang berkomunikasi dan mendidik generasi penerus sejak dalam kandungan. 

Di sinilah strategis peranan seorang ibu dalam membangun bangsa. Pemerintah telah bekerja keras meningkatkan harkat martabat ibu, namun ia menekankan ormas-ormas Islam harus hadir dalam membantu pemerintah, membuat wanita kian berdaya. 

Menilik strategisnya peran wanita, Chriswanto menyebut sejak 1998, LDII secara rutin menggelar seminar keterampilan keorangtuaan (parenting skill). Saat DPP LDII melansir platform e-pendidikan pondokkarakter.com, materi tentang ibu menjadi salah satu pembahasan utama. 

"Berdaya dalam arti seorang ibu, harus memiliki kesadaran sebagai orang yang pertama kali, membina generasi penerus bangsa. Untuk itu harus memiliki pengetahuan dalam merawat putra putrinya," imbuh Chriswanto. 

Seorang ibu yang memiliki pengetahuan mengenai gizi, akan mengkonsumsi makanan bergizi agar bayinya tumbuh sehat dan sempurna. Dari sisi religi, seorang ibu yang selama mengandung kian mendekatkan diri kepada Allah, akan melahirkan generasi yang religius. 

Saat lahir, sang ibu berperan besar dalam membangun karakter dan intelektualitas seorang anak, "Sekali lagi, seorang ibu yang berdaya, akan mengajari etika, karakter, dan membimbing sang anak meraih cita-citanya, agar berguna bagi bangsa dan negara, juga masyarakat di sekitarnya," kata Chriswanto. 

Apalagi pada saat usia anak-anak, mereka sangat dekat dengan ibunya. Bahkan, waktu seorang anak, umumnya paling banyak dihabiskan bersama orangtua mereka, "Inilah yang membuat seorang ibu memiliki fungsi strelategis dalam pengasuhan dan membangun karakter unggul seorang anak," papar Chriswanto.

Senada dengan Chriswanto Santoso, Nana Maznah Prasetyo, seorang pegiat psikologi pendidikan dan konselor keluarga, yang juga pengurus Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan DPP LDII, mengatakan dalam relasi orangtua dan anak, seorang ibu harus senantiasa mengembangkan dirinya. 

Bila seorang ibu mampu mengembangkan potensinya, maka potensi seorang anak juga berkembang, "Dalam proses penanaman nilai, orangtua atau ibu juga melakukan kesalahan, untuk itu ia juga harus mempu menjelaskan kesalahan itu kepada anaknya," ujar Nana. 

Agar proses membina anak berjalan dengan baik, menurut Nana, komunikasi menjadi kunci, "Komunikasi merupakan keterampilan yang penting dalam hidup. Kita menghabiskan sebagian besar hidup dari bangun sampai mau tidur melalui komunikasi," ujarnya.

Bagi Nana, sangat penting orangtua meningkatkan ketrampilan komunikasinya, karena anak belajar dari cara orangtua berkomunikasi.

“Bila orang tua berkomunikasi dengan anak secara positif maka anak bisa berhubungan dengan orangtua merasa aman dan nyaman. Juga anak bisa tumbuh jadi pribadi yang utuh,“ simpulnya.

Jangan Sakiti Hati Ibu

Ketua DPW LDII Sumatera Selatan Ir Ramang Padamulya menambahkan, pengorbanan seorang ibu begitu besar yang tidak akan pernah terbalaskan.

"Ibu adalah seseorang  yang telah mengasuh kita. Begitu besarnya perngorbanan seorang ibu, sehingga kita tak dapat membalasnya, sesuai dengan lirik lagu yang dibawakan Iwan fals "ibu itu seperti udara, kasih yang telah diberikannya, dan tak mampu 'kita membalasnya," katanya.

Begitu besar peran dan pengorbanan seorang ibu, sehingga ada hari yang istimewa khusus yang disebut Hari Ibu. Ibu juga orang pertama yang selalu tau apa yang terjadi, tanpa dibilang sekalipun.

“Ibu itu seorang wanita yang kuat dan tangguh, yang tulus, merawat, menyayangi, dan selalu mencintai anak-anaknya. Untuk itu jangan sakiti hati ibu, karena ridho Allah karena ridhonya ibu, dan murkanya Allah sebab murkanya ibu," imbuhnya.

Share

Ads