loader

Tradisi Pantauan Bunting dalam Perkawinan Masyarakat Tanjung Sakti Lahat 

Foto

LAHAT - tidak hanya dikenal karena masyarakatnya yang ramah, tetapi juga dikenal dengan tradisi, adat istiadat dan wisata alamnya. Salah satunya tradisi pantauan yang sudah ada sejak zaman dahulu dan tetap dilakukan sampai sekarang. 

Ada macam-macam jenis Pantauan. Pantauan Bunting (Pengantin), Pantauan Anak Belai (undangan keluarga), Pantauan Simah (pihak besan). Ikut Pantauan Bunting yang enak, makanan yang disediakan tiap rumah sekampung adalah makanan-makanan khas seperti Rendang, Ayam Kecap Manis, Tumis Buncis Ati Ampela, dan ikan sambal saos. 

Untuk pendampingnya juga biasanya dihidangkan camilan seperti Peyek Kacang, Keripik Pisang, Kembang Goyang , keripik bawang ,dan masih banyak lagi. Minumannya juga tak kalah lezat, ada Cendol, Es Buah, Teh, Kopi, ataupun air putih.

Pantauan atau lebih dikenal mantau bunting adalah mengajak kedua calon pengantin makan ke rumah tetangga atau kerabat dekat bahkan satu kampung, yang bertujuan selain menjamu makan yaitu bersilaturahmi dengan keluarga baru untuk calon pengantin dari daerah lain. 

Mengenalkan silsilah hubungan keluarga dengan orang yang punya hajatan, dan sebagai tanda ikut serta berbahagia karena telah mendapat keluarga baru. Calon pengantin pantauan juga ditemani oleh beberapa orang yaitu disebut bujang ngantat dan gadis ngantat bahkan jika keluarga calon pengantin berasal jauh dari luar kota yang sudah menginap ikut serta pantauan. Tidak ayal kadang mereka yang belum tau mereka makan sekenyang-kenyang nya di satu atau dua rumah, padahal masih ada dan banyak rumah yang belum mereka masuki untuk makan lagi, hingga mereka sudah tidak sanggup untuk makan lagi dan hanya mencicipi kue-kue.

Dalam tradisi ini ada juga bujang ngantat dan gadis ngantat yang bertugas ikut ke mana saja pengantin serta menyiapkan segala keperluan pengantin, seperti membalik sendal pengantin, mengambilkan makanan dan membenahi make up pengantin wanita. Di mana bujang ngantat bertugas membantu pengantin pria dan gandis ngantat bertugas membantu pengantin wanita.

Dalam rombongan pun terdapat satu orang yang biasa disebut “penunde”, yaitu orang yang akan menentukan rute perjalanan, biasanya yang menjadi penunde ini adalah anggota senior dari karang taruna yang sudah berpengalaman dalam mengikuti tradisi pantauan ini. Kadang ia harus siap beradu argument dengan ibu-ibu yang menginginkan rumahnya dinaiki terlebih dahulu padahal tidak sesuai rute. 

Beragam tradisi yang menunjukkan kebiasaan yang memperkaya budaya daerah, termasuk adat yang wajib ada saat hajatan adalah pantau bunting, acara keliling kampung sambil makan-makan tersebut wajib dilakukan setiap pengantin. Uniknya pada tradisi pantauan tersebut biasanya pengantin dilarang lewat di bawah “kemuhu”, yaitu bambu yang biasa dipakai untuk menjemur pakaian. Menurut kepercayaan masyarakat setempat hal tersebut akan membuat rumah tangga yang terjalin nantinya akan kurang harmonis.

 


Nama : Eliyah Sartika
Mahasiswi FISIP Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang


Disclaimer: Artikel dan isi tanggung jawab penulis

Share

Ads