JAKARTA, GLOBALPLANET - Ia mengatakan, adanya komitmen Belanda untuk membantu Indonesia mendapatkan sertifikat tersebut lantaran permintaan untuk minyak kelapa sawit yang dihasilkan menganut sistem energi berkelanjutan yang cukup besar.
Blok menjelaskan, adanya komitmen Belanda untuk membantu Indonesia tersebut karena perusahaan-perusahaan kecil di Indonesia sangat tergantung pada produksi kelapa sawit berkelanjutan.
"Jadi cara kita untuk mendukung Indonesia yang memungkinkan untuk kita adalah menahan tekanan dari larangan kelapa sawit. Tidak ada alternatif lain untuk produksi berkelanjutan, jadi kita ingin membantu mereka," ujar Blok di Kantor Kementerian Luar Negeri Belanda, Den Haag, dikutip dari IDNtimes, Selasa (18/2/2020).
Oleh karena itu, lanjut Blok, Belanda tak mendukung adanya larangan impor kelapa sawit tersebut. Menurutnya, Belanda sudah bekerja sama dengan Indonesia dalam produksi kelapa sawit.
"Kita menandatangani MoU untuk mempromosikan produksi kelapa sawit berkelanjutan, khususnya untuk perusahaan kecil. Konsumer untuk produksi ini di Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada," ucap Blok.
Dengan adanya perselisihan antara Indonesia dan Uni Eropa itu, Blok mengaku menyesalinya. Sebab, banyak perusahaan kecil yang bergantung pada produk kelapa sawit berkelanjutan itu.
"Ketika aku berkunjung ke indonesia setahun lalu, kita berbicara tentang palm oil. Aku sadar bahwa angka terbesar di Indonesia, perusahaan kecil sangat tergantung pada palm oil," jelasnya.