PRABUMULIH, GLOBALPLANET - Acep, Resepsionis Gran Nikita Hotel Prabumulih mengatakan, beberapa hotel disini telah mengalami dampak dari virus Corona terkait okupansi.
"Pengurangan tamu ada pak, 'turun drastis' lebih dari 50% dan banyak acara yang dibatalkan.
Untuk menyiasatinya sendiri dari pihak kita sudah ada, seperti halnya kami disini menyediakan minuman pon-pon (terbuat dari jahe dan kunyit) untuk stamina dan anti body," ungkap acep saat dibincangi GLIBALPLANET.news,Jumat (27/3/2020) dilokasi hotel.
Senada, hal yang sama dikatakan, Dian salah satu Administrasi Central City Hotel yang ada dikawasan jalan Sudirman kota Prabumulih. Ia menuturkan, dampak dari virus corona ada pak, kamar sepi, pendapatan turun drastis. Lebih dari 50% turun omzet hotel kita," tegas singkat Dian.
Ia menuturkan pihak hotel tetap memberlakukan protokol pencegahan virus corona, meskipun pengunjung berkurang. Mulai dari penyediaan hand sanitizer, pengecekan suhu tubuh tamu dan karyawan, serta pembersihan area hotel secara berkala, tutupnya.
Sementara itu salah satu pengusahaan muda ternama serta pengamat ekonomi yang ada di Kota Prabumulih, Bagas ketika dikonfirmasi GLOBALPLANET.news Jumat (27/3/2020) mengatakan, tingkat keterisian (okupansi) hotel menurun drastis karena wisatawan lokal mengurangi bepergian.
"Dalam keadaan normal, tingkat okupansi saat sepi pengunjung (low season) biasanya berkisar 60-80%. "Saat ini turun drastis, hanya 50%," kata Bagas.
Menurut Bagas, walaupun usaha miliknya ini memang belum berdampak. Hanya saja Masyarakat Prabumulih sekarang lebih berhati hati.
"Untuk sekarang ini kalau punya kita belum terlalu berpengaruh, karena dari penjualan barang yang keluar masih standart saja pak. Belum ada penurunan yang signifikan tu belum, tapi saya lihat dari luar usaha ini, kesadaran warga masyarakat Prabumulih ini lebih hati hati saya nilai nya," jelasnya.
Oleh sebab itu, ia meminta Pemkot Prabumulih membantu mencarikan solusi bagi pelaku sektor hotel dan restoran. Alasannya, pajak hotel dan restoran merupakan penyumbang terbesar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) khususnya di Kota Prabumulih.
"Sudah bisa dipastikan bahwa pajak hotel dan pajak restoran akan menurun drastis seiring penurunan tingkat hunian kamar hotel dan tingkat kunjungan konsumen restoran sebagai dampak langsung dari virus corona," tegasnya.