PALEMBANG, GLOBALPLANET - Ketua Gapki Sumsel Alex Sugiarto mengatakan, menghadapi kondisi seperti saat ini komunikasi menjadi sangat penting. Seperti terus menghimbau anggota khususnya terkait protokol kesehatan untuk mempertahankan industri sawit tetap survive. Saat ini, industry sawit Indonesia termasuk di Sumsel masih berjalan. Pabrik – pabrik masih menerima sawit dari petani binaan seperti plasma.
“Saat ini pabrik sawit masih terus bina petani sekitar terutama plasma binaan. Kita berharap kedepan ini terus berjalan. Walaupun sisi demand terus menurun, makanya kami juga berupaya melakukan efisiensi dalam hal biaya. Karena terus terang dalam covid-19 banyak sekali biaya tambahan. Pekerja kita sediakan masker, hand sanitizer. Di sisi lain kita hemat dan yang bisa kita alokasikan kita alokasikan untuk membantu (pemerintah) penanganan covid-19,” ujar Alex dalam diskusi daring “Corona datang pengusaha ditantang” gelaran media ini bersama Apindo dan Gapki Sumsel, Sabtu (18/4/2020).
Alex juga mengungkapkan, menghadapi situasi krisis atau tantangan seperti ini sudah terbiasa bagi pelaku usaha di industri sawit. Diketahui, sawit Indonesia terus mendapatkan tudingan negatif salah satunya terkait kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Sedikit mundur ke belakang pada 2015 terjadi kemarau panjang dampak el nino sehingga terjadi karhutla secara luas. Saat itu dan tahun lalu (2019) juga, perkebunan sawit menjadi kambing hitam. “Padahal data menyajikan hanya 2-8 persen kebakaran itu terjadi di lahan konsesi, bahkan di Sumsel hanya 2 persen. Tapi yang disalahkan tetap sawit. Dari data menunjukkan kebakaran terbesar di lahan yang tidak ada pemilik konsesinya,” katanya.
Untuk itu, di saat menghadapi covid-19 ini, industri sawit sudah akan menghadapi tantangan lain yakni musim kemarau yang diperkirakan dimulai akhir Mei. “Yang sawit hadapi tidak hanya corona. Selama ini dapat dihadapi semua krisis dan masalah yang ada, kenapa tidak dengan covid-19. Tapi tidak cukup hanya dengan semangat, harus ada action. Khususnya di Gapki Sumsel, bersama pusat dan cabang- cabang lain sudah berkoordinasi secara online untuk mengantisipasi karhutla,” sebutnya.
Banyak hal yang telah dan akan terus dilakukan perusahaan perkebunan sawit untuk mencegah karhutla. Diantaranya membentuk tim, menyiapkan embung, menyiapkan peralatan, membina masyarakat dan petani sekitar bersama Satgas dalam hal desa peduli api. Setiap tahun, Gapki bersama Dinas Perkebunan dan BPBD Sumsel juga melatih pasukan yang dibentuk di setiap perusahaan. Tim dan peralatan yang disiapkan dan dilatih ini tidak hanya mencegah dan memadam kebakaran di wilayah konsesi perusahaan, namun juga bersama pemerintah dan masyarakat sekitar mencegah munculnya api di luar konsesi sekitar perusahaan.