loader

Ekspor Biosurfaktan Sawit Melejit di Masa Covid-19

Foto

JAKARTA, GLOBALPLANET - Biosurfaktan sawit atau oleokimia salah satu produk dari Indonesia  yang justru ekspornya naik tajam pada masa covid19. "Produk biosurfaktan sawit yang dimaksud sangat beragam mulai dari deterjen, sabun, hand wash soap, hand sanitizer, dan produk produk toiletries lainya," ujar Dr. Tungkot Sipayung Direktur Eksekutif PASPI dalam pernyataan tertulis diterima globalplanet, Selasa (12/5/2020).

Volume ekspor produk biosurfaktan sawit secara akumulatif periode bulan Januari- Maret 2020 mencapai 883 ribu ton atau meningkat 54 persen dibanding periode yang sama tahun 2019 yakni 574 ribu ton. Peningkatan volume ekspor tersebut juga diikuti dengan peningkatan nilai ekspor yakni meningkat sekitar 35 persen yakni dari 444  juta  dollar USA menjadi 601 juta dollar USA.

Tujuan negara ekspor biosurfaktan sawit Indonesia tersebut terutama ke negara - negara yang juga mengalami serangan Covid-19. "Volume ekspor biosurfaktan  dalam periode tersebut ke Cina, yang justru sedang intensif berjuang melawan Covid-19, ekspornya naik 43 persen," katanya.

Demikian juga ekspor ke negara negara utama EU seperti Jerman, Spanyol, Belanda yang juga mengalami penularan Covid-19, mengalami peningkatan hampir dua kali lipat yakni 95 persen. Ekspor biosurfaktan ke USA yang juga top-3 eksportir minyak kedelai dunia juga meningkat 45 persen. Volume Ekspor biosurfaktan ke India juga masih naik cukup besar yakni 30 persen.

"Pertumbuhan ekspor biosurfaktan sawit yang signifikan tersebut dan belum pernah terjadi sebelumnya, terkait dengan perubahan kebutuhan produk biosurfaktan sebagai bagian protokol penanganan Covid-19 dunia," ujar Dr. Tungkot Sipayung.

Menurut para ahli epidemiologi, Covid-19 ini tidak mungkin hilang dari kehidupan manusia. Virus Corona akan dan telah berada di lingkungan manusia di planet bumi. Oleh karena itu, kita harus menyesuaikan diri. Sebagaimana pandangan Charles Darwin, bapak Evolusi, bahwa yang mampu bertahan dari perubahan bukanlah yang kuat/ superior melainkan mereka yang mampu menyesuaikan diri (adaptasi) dengan perubahan yang terjadi. 

Peningkatan ekspor biosurfaktan sawit tersebut diperkirakan akan berlanjut bahkan lebih besar lagi pasca pandemik Covid-19. Prilaku baru komunitas internasional (new normal) yakni rajin mandi, bersih dan sanitasi pakaian, rumah, kantor, lingkungan, sarana transportasi dan pelabuhan memerlukan produk biosurfaktan yang lebih besar dari masa sebelumnya. 

Prilaku baru masyarakat dunia yang memerlukan lebih banyak biosurfaktan ini tentu memperbesar pasar minyak sawit kedepan. "Sehingga juga akan menguntungkan kebun kebun sawit di setiap daerah," pungkasnya.

Share

Ads