MEDAN, GLOBALPLANET - “Unilever dan PTP. Nusantara III Persero melalui Koompasia Enviro Institute telah mendampingi kami secara intensif satu tahun terakhir dalam pengelolaan sawit berkelanjutan," ujar Megawati, pimpinan UD Samin, kepada media melalui handphone, Sabtu (25/7/2020).
UD Samin adalah lembaga yang dibentuk oleh para petani sawit binaan Unilever dan PTPN III. Kata Megawati, bentuk pendampingan yang dilakukan adalah dengan sekolah lapangan dan pelatihan-pelatihan.
"Sehingga terjadi perubahan pengelolaan di tingkat petani sawit. Dan ini sudah terlihat dengan adanya peningkatan produksi tandan buah segar (TBS)," ujar Megawati.
Pengalaman mengesankan ini, ujar Megawati, menumbuhkan harapan baru di kalangan petani terhadap tanaman sawit yang mereka tanam.
"Kami menjadi bangga menjadi petani sawit. Dan pendampingan yang kami terima membuka mata kami kalau kami ternyata tidak sendiri," ujarnya.
Sakimin, petani sawit lainnya mengaku senang didampingi oleh Unilever Indonesia, PTPN III, dan Koompasia Enviro Institute. Ia sendiri merasa dapat pengetahuan baru dalam pengelolaan sawit.
Saat ini lahan petani sudah menerapkan pengelolaan kebun sesuai dengan prinsip sawit bekelanjutan, dan terlihat dari perubahan kebersihan kebun anggota, pemupukan yang tepat dan pengurangan drastis penggunaan bahan kimia untuk pembersihan lahan.
"Tiga bulan terakhir hasil kebunku naik timbangannya sampai dengan 20 persen setelah pembinaan ini. Ternyata kalau sawit diurus dengan baik, sawit juga memberikan kebaikan kepada pemiliknya” kata pemilik lahan sawit seluas dua hektar tersebut.
Sementara Direktur Koompasia Enviro Institute, Henry Marpaung, menegaskan pendampingan yang dilakukan Unilever Indonesia, PTPN III, dan Koompasia Enviro Institute selaku pendamping langsung adalah
bagian kecil dari upaya komitmen mereka untuk mendampingi dan membina petani sawit dalam upaya perwujudan pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan.
Ia juga memuji pihak Unilever dan PTPN III yang memasukkan petani sawit yang tergabung dalam UD Samin dalam nilai rantai pasok TBS mereka. Ini merupakan suatu model kemitraan yang produktif dan sejalan dengan visi menuju SDM petani sawit Indonesia yang unggul.
"Kami akan melanjutkan kerja-kerja pembinaan untuk peningkatan akses petani dalam memperoleh produksi yang baik dan peningkatan kepatuhan pada peraturan yang berlaku,” tegas Henry Marpaung yang juga Sekretaris Umum Jaringan petani sawit Berkelanjutan Indonesia (JaPSBI) dan pengelola "Sekolah Kader Petani Sawit Berkelanjutan"