MUBA, GLOBALPLANET - Salah satu apresiasi dari Kementerian PUPR kepada Dinas PUPR Muba berupa reward sebesar Rp20 Miliar atas keberhasilan inovasi pembangunan jalan aspal karet.
Hal itu disampaikan Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin melalui Plt Kepala Dinas Perkebunan Muba, Akhmad Toyibir saat menjadi narasumber webinar dengan tema “Momentum Penggunaan Aspal Karet Berbasis Karet Rakyat pada Masa New Normal”.
Diketahui, luas perkebunan karet di Kabupaten Muba mencapai 207.355 ha, menjadi salah satu kabupaten penghasil karet dengan area perkebunan terluas dan produksi tertinggi di Sumatera Selatan.
“Inovasi olahan karet yang sudah dan masih akan terus diimplementasikan adalah aspal karet, yang merupakan campuran aspal dengan bahan adiktif berbasis karet. Sesuai komitmen Bapak Bupati Musi Banyuasin Dr. H. Dodi Reza Alex Noerdin untuk terus senantiasa melakukan pembangunan atau peningkatan jalan berbasis karet rakyat,” kata Toyibir.
Untuk menunjang pelaksanaan aspal karet agar lebih baik, sambung dia, di Kabupaten Muba terdapat 70 Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). "Di Muba juga satu-satunya UPPB di Indonesia yang memiliki alat mesin Centrifuge (mesin pemisah lateks) yang berada di Desa Cipta Praja, Kecamatan Keluang Muba dan mesin itu hibah dari Pemkab Muba ke UPPB," ulasnya.
Komitmen tersebut terus berkelanjutan yang mana pada tahun 2022, aspal karet didorong untuk pemenuhan pencapaian target 100% jalan mantap di Kabupaten Musi Banyuasin. “Kita pastikan 2022 jalan yang ada di Kabupaten Muba dapat menerapkan aspal karet seutuhnya,” terang dia.
Adapun jumlah produksi karet di Muba yakni 155.303 ton karet kering dalam bentuk slab atau bahan olahan karet (bokar). Selain bokar, dihasilkan juga produk crumb rubber dengan kualitas SIR 10 dan SIR 20 dengan jumlah produksi rata-rata 86.400 ton per tahun.
Kendati begitu, masih diperlukan konsistensi dan komitmen agar penerapan aspal karet tetap berlanjut, sehingga dapat terus membantu para petani, baik dalam peningkatan kualitas, kuantitas maupun harga. "Salah satunya cara memberikan support atau bantuan serta komitmen berdasarkan tugas yang membidangi dalam hal pembangunan jalan untuk melakukan penetapan atas kebutuhan aspal karet,” tambahnya.
Di samping itu juga pihaknya mengajak petani untuk mandiri melakukan pola pengelolaan menuju latek pekat dan juga menuntut kualitas yang lebih baik agar mendapatkan harga karet yang lebih tinggi di masa-masa yang akan datang.