PALEMBANG, GLOBALPLANET. - Direktur Utama Bank Sumsel Babel Achmad Syarifuddin mengatakan, program ini berperan dalam membantu mengurangi angka kemiskinan di kota Palembang, seperti halnya yang dilakukan Bank Sumsel Babel Syariah dalam program ramah zakat melalui aplikasi sehingga mendukung konsep cashless/non tunai.
"Zakat ini akan disalurkan kepada pihak yang berhak menerimanya (mustahik). Mustahik yang dipilih adalah masyarakat yang betul-betul membutuhkan bantuan antara lain karena penghasilan dibawah garis kemiskinan, kerja serabutan, tempat tinggal tidak layak, dan sebagainya," ungkap Achmad Syarifuddin, usai melaunching program Rumah Zakat di Kantor Camat Seberang Ulu II, Rabu (26/8/2020).
Program ini juga akan membantu meningkatkan taraf ekonomi karena akan melibatkan warung-warung yang ada disekitar mustahik sebagai merchant penyedia barang, karena mustahik akan mencairkan dana zakat dari Bank Sumsel Babel dengan membeli barang di warung-warung yang ditunjuk tersebut.
Menurutnya, untuk Muzakki (orang yang dikenai kewajiban membayar zakat atas kepemilikan harta yang telah mencapai nishab dan haul) di dalam sistim aplikasi UPZ, saat ini masih dilakukan hanya dari pihak BSB atau para pegawai BSB itu sendiri.
"Ini masih punyanya UPZ BSB, nanti kalau ini berkembang, setiap orang silahkan. Namun aplikasi ini masih tertutup belum kita Open. Dari karyawan BSB saja pertahun bisa Rp2,5 miliar terkumpul. Nanti kalau sistemnya sudah Open, nanti teman-teman bisa memilih ingin menyalurkan zakatnya kemana dan datanya juga ada di sini," tandasnya.
Sementara itu, Walikota Palembang, H Harnojoyo nampak menyampaikan apresiasinya atas apa yang dilakukan oleh Bank Sumsel Babel Syariah melalui program ramah zakat tersebut.
Menurut Walikota dua periode itu, di tengah sulitnya perekonomian yang dirasakan masyarakat kota Palembang saat itu, kehadiran program ramah zakat yang baru saja dilaunching oleh Bank BSB Syariah tersebut dinilainya dapat sangat membantu masyarakat.
"Kalau kami hitung-hitung bersama ketua Baznas Palembang, jika ASN di Pemkot ikut menyalurkan zakat dari penghasilannya ke program ini bisa terkumpul Rp20 miliar, angka tersebut sudah luar biasa," ungkap Harnojoyo.
Ia berharap, program ini tidak hanya dilakukan oleh Bank Sumsel Babel, karena zakat ini merupakan kewajiban kita kalau kita mau bersih jiwa dan harta.
"Akan sangat bagus jika ini ditauladani dan diikuti oleh perusahaan lainnya, sehingga angka kemiskinan bisa kita tekan," tutupnya.