JAKARTA, GLOBALPLANET - Tanaman kelapa sawit dianugerahi salah satu keunggulan yakni tingkat produktivitasnya yang tinggi dan produksi yang berlangsung sepanjang tahun dibandingkan tanaman minyak nabati lain.
“Dengan kemampuan, tersebut mengharuskan tanaman kelapa sawit yang memproduksi minyak sawit memikul tanggung jawab yang lebih besar dengan tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan daerah tropis (feeding the tropical region), tetapi juga dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dunia (feeding the world),” seperti dilansir dari laporan PASPI Monitor.
Hasil penelitian Morgan (2013) dan Parcell (2018) menemukan bahwa konsumsi minyak nabati untuk pangan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan terdiversifikasi baik karena pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan maupun perubahan selera.
Mengacu pada data FAO-OECD yang dilansir dari laporan PASPI Monitor, rata-rata konsumsi per kapita minyak nabati untuk pangan (food use) di dunia selama periode 2012 – 2014 yakni mencapai 19,1 kg/kapita. Konsumsi minyak nabati di negara-negara maju (developed countries) tercatat mencapai 25,8 kg/kapita.
Diantara 17 jenis minyak nabati dunia, terdapat empat jenis minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi masyarakat global yaitu minyak sawit, minyak kedelai, minyak rapa, dan minyak biji bunga matahari.
Pangsa keempat minyak nabati tersebut mencapai 85-90 persen dari total konsumsi minyak nabati dunia. Sepanjang tahun 2020, minyak sawit merupakan minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi masyarakat dunia dengan pangsa sebesar 41 persen. Selanjutnya disusul berturut-turut minyak kedelai (33 persen), minyak rapeseed (16 persen), dan minyak biji bunga matahari (10 persen).
“Kehadiran minyak sawit di hampir semua negara dunia menunjukkan bahwa industri ini telah berkontribusi dalam pencapaian SDG-2 yaitu memenuhi kebutuhan pangan (feeding the world) yang bergizi dan menciptakan ketahanan pangan. Industri minyak sawit juga masih membagikan manfaat lainnya seperti mengurangi beban suatu negara dalam penyediaan minyak nabati, menghemat subsidi serta mencegah deforestasi karena dapat menghemat penggunaan lahan di negara tersebut yang diperuntukkan untuk memproduksi tanaman minyak nabati,” seperti dilansir dari laporan PASPI Monitor.