SUMUT, GLOBALPLANET - "Itu karena banyak milenialis yang melek saham. Di masa pandemi Covid-19 ini justru menciptakan peluang, khususnya bagi para investor milenial, untuk berivestasi di pasar modal domestik," ujar Kepala PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sumut, Pintor Nasution, kepada media di Medan, Jumat (26/2/2021).
Kata Pintor, hal ini terjadi karena bisnis atau sektor riil tengah lesu akibat pandemi. "Terlebih, tren suku bunga rendah saat ini semakin mendorong masyarakat untuk menempatkan dananya dalam bentuk portfolio investasi di pasar modal," kata Pintor.
Ia menyebutkan, peluang berinvestasi bagi para milenial di pasar modal ini salah satunya yakni didorong oleh aktivitas daring atau online yang meningkat selama pandemi. "Transaksi pasar modal yang telah dilakukan secara online melalui fasilitas online trading, memberi keleluasaan bagi para investor baru terutama milienal," kata Pintor.
Nah, dengan berbekal gadget dan internet, Pintor menyebutkan para milenial dapat mengakses layanan investasi saham secara online di mana saja dan kapan saja. Kata dia, berinvestasi di pasar modal melalui BEI layaknya bermain game online.
"Apalagi, saat ini marak bermunculan para influencer yang turut meramaikan aktivitas berinvestasi mereka di media sosial sehingga mendorong milenial untuk ikut melakukan aktivitas yang sama," kata Pintor.
Ia lalu membuka jumlah investor saham di pasar modal untuk bulan januari 2021 yang mencapai 4,2 juta investor. "Nah, sebesar 54,90% investor didominasi oleh usia di bawah 30 tahun atau dikategorikan sebagai generasi milenial.Sementara itu, 1,3 juta investor berusia di bawah 40 tahun," ujarnya.
Lalu, dari Januari ke Pebruari 2021, investor baru dengan usia 18–25 tahun telah bertambah sebanyak 108.813 investor sehingga jumlah totalnya menjadi 623.069 investor. Persentasi investor baru milenial ini menempati porsi 50,7% dibanding total investor baru.
Pintor lalu mengungkapkan hasil riset BEI yang menemukan bahwa milenialis merasa cocok berinvestasi di pasar modal karena alasan kesesuaian antara karakter pasar modal dan karakter para milenial. "Karakter pasar modal yang cenderung dipengaruhi oleh perkembangan atau update berita terkini, sejalan dengan karakter milienal yang selalu mencari informasi dan mengikuti perkembangan teraktual," ujar Pintor.
Lalu, pasar modal yang transaksinya dilakukan secara online sangat sesuai dengan karakter milenial yang technologically savvy atau melek teknlogi. "Sementara karakter milenial seperti goal and achievement oriented atau orientasi tujuan untuk mencapai prestasi sesuai dengan karakter pasar modal yang melatih perencanaan keuangan dan berorientasi keuntungan," kata Pintor.
Selain itu, kata Pintor mengutip riset BEI, milenialis juga memiliki karakter fast decision maker atau cepat mengambil keputusan, dan ini sesuai dengan karakter pasar modal yang membutuhkan pengambilan sebuah keputusan secara mandiri dan terjangkau.
"Selain itu, karakter investasi di pasar modal membentuk komunitas untuk berbagi informasi dan tips, hal ini sesuai dengan karakter milenial yang bersifathighly connected. Sementara karakter pasar modal yang serba digital, sesuai dengan karakter milenial yang digital native," tegas Pintor nasution.