JAKARTA, GLOBALPLANET - Sementara itu untuk ekspor, dibandingkan dengan Desember 2020, ekspor Januari 2021 lebih rendah (-7,7%). Hal in kemungkinan karena ekspor Desember 2020 sangat tinggi yaitu 3,5 juta ton (yang merupakan tertinggi sepanjang 2020), sehingga tersedia stok yang cukup tinggi di negara-negara importir.
Berdasarkan negara tujuannya, ekspor Januari 2021 ke China turun paling banyak (-166,4 ribu ton/-28%) dibandingkan Desember 2020, ke Malaysia turun 166,2 ribu ton (-77%), ke India turun 136,2 ribu ton (-41%) dan ke Belanda turun 80 ribu ton (-81%). Ekspor ke Myanmar dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan dan pada tahun 2020 mencapai 852 ribu ton dan pada Januari 2021 terjadi kenaikan ekspor 47 ribu ton (+51%) dari Desember 2020.
Khusus untuk ekspor minyak sawit Indonesia ke Swiss sangat kecil dan umumnya dalam bentuk oleokimia. Pada tahun 2020, ekspor ke Swiss hanya 15,9 ton, seluruhnya dalam bentuk oleokimia, dengan nilai US$ 20,7 ribu dari total nilai ekspor minyak sawit sebesar US$ 22,97 miliar.
“Walaupun demikian, hasil referendum terhadap produk minyak sawit menunjukkan kepercayaan masyarakat Swiss terhadap produk minyak sawit Indonesia. Kita harapkan hasil referendum tersebut juga akan meningkatkan kepercayaan negara Eropa lainnya termasuk EU terhadap penerapan produksi sawit berkelanjutan di Indonesia,” catat Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, dala keterangan tertulis diterima.