MEDAN, GLOBALPLANET - "Awalnya memang sangat susah sekali membangun KUD Tani Subur. Tapi perlahan kami semua berhasil membuat KUD menjadi bergerak sesuai dengan program yang telah dirancang," ujar Ketua KUD Tani Subur, Sutoyana, dalam webinar melalui aplikasi Zoom dalam ranga ‘Samade's Week’ dengan tajuk ‘Penguatan Koperasi Handal pada Kamis (18/3/2021) sore.
Webinar kali ini menarik perhatian petani sawit dan stakeholder dari berbagai provinsi di Indonesia seperti sejumlah petani sawit dari Provinsi Bangka Belitung (Babel), Riau, Sumatera Utara, Jambi, Aceh, Sumatera Utara, dan lainnya.
Hadir juga Ketua Umum dan Sekretaris DPP Asosiasi SAMADE, Tolen Ketaren dan Rio Suwondo, Sekretaris Koperasi Produsen SAMADE Muchtar Sinaga, serta Hindarwati Sudjatmiko selaku praktisi survei atau surveyor dari PT Agung Mutu Lestari (AML). SAMADE's Week ini digelar berkat kerjasama DPP Asosiasi SAMADE dengan Gamal's Institute,
Kata Sutiyana yang kini tercatat menjadi anggota DPRD Kabupaten Kobar untuk kedua kali, sikap menjalankan amanah dan bisa dipercaya adalah kunci untuk menggerakan seluruh program KUD Tani Subur.
Paparan Sutiyana tersebut mendapatkan respon positif dari sejumlah peserta. Fery Harianja, misalnya. Pengurus SAMADE dan petani sawit di Riau ini mempertanyakan bagaimana pengelolaan sumber daya manusia (SDM) seluruh penvurus dan anggota yang tentu beragam namun bisa dikelola sedemikian rupa sehingga KUD Tani Subur bisa berkembang.
Sekretaris Koperasi Produsen SAMADE, Muchtar Sinaga, yang pernah satu pekatihan untuk sertifikasi RSPO di Bogor dengan Sutiyana beberapa tahun lalu mempertanyakan pengelolaan anggaran, termasuk sejumlah iuran di dalamKUD Tani Subur.
Hindarwati Sudjatmiko dari PT AML bahkan tak kuasa menahan rasa gembiranya dan mempertanyakan kemungkinan bisa berkunjung untuk belajar ke para petani sawit dan KUD Tani Subur.
Menanggapi semua pertanyaan, rasa kagum, dan sejumlah dukungan dalam webinar itu, Sutiyana mengaku terharu. Untuk pengelolaan kepercayaan dariwarga, anggota, dan pengurus KUD, Sutiyana mengatakan, seluruh pengurus koperasi dan warga yang umumnya merupakan transmigran dari Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, menyadari bahwa perkebunan sawit yang diberikan oleh pemerintah saat itu tidak akan maksimal jika di saat yang sama pengelolaan KUD Tani Subur tidak berkembang.
"Kesadaran akan pentingnya kebun sawit dan KUD Tani Subur bagi kami selaku transmigran membuat kami bisa berkembang. Kini KUD Tani Subur sudah punya sepuluh unit usaha yang berkembang dengan baik, dari mulai agrowisata, pembibitan sawit, dan lainnya," kata Sutiyana.
Sementara untukpendanaan atau anggaran, Sutiyana menegaskan yang diutamakan adalah transparansi dari para pengurus kepada para anggota dan seluruh petani sawit di Desa Pangkalan Tiga. Deengan sikap yang amanah, transparan, dan komunikatif tersebut, Sutiyana menyebutkan selama puluhan tahun KUD Tani Subur akhirnya mampu berkembang dan malah memiliki 10 unit usaha.
Sutiyana juga menegaskan siapapun bisa datang ke KUD Tani Subur di Desa Pangkalan Tiga, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kota Waringin Barat (Kobar) Provinsi Kalimantan Tengah. Ia mengaku sangat terharu kalau ada pihak-pihak yang ingin berkunjung. Namun ia menegaskan pihaknya tetap harus belajar dari pihak manapun agar KUD Tani Subur semakin berkembang.