JAKARTA, GLOBALPLANET - Harga CPO tercatat melonjak hingga 4.001 ringgit atau naik 145 ringgit dibandingkan penutupan kemarin di level 3,988 ringgit Malaysia. Pada perdagangan sejauh ini, harga tertinggi CPO berada pada level 4,011 ringgit.
Level ini meski belum menembus rekor baru sebelumnya yang telah mencapai 4.141 ringgit per ton pada triwulan I/2021, tetap menjadi rekor tersendiri karena merupakan salah satu rekor tertinggi semenjak 2008 lalu.
Lonjakan harga CPO ini turut tercermin dalam indeks Agri yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia. Indeks yang didominasi emiten perkebunan ini melonjak tertinggi yakni 1 persen. Tertinggi dibandingkan indeks sektoral lainnya.
Sejumlah emiten sawit seperti milik grup Rajawali dan Felda, BWPT melonjak 4,88 persen menjadi Rp129, grup Salim dengan LSIP melonjak 1,77 persen ke level Rp1.440. Demikian juga dengan perusahaan sawit dari Sinar Mas, SSMS yang melonjak 1 persen menjadi Rp1.015.
Sedangkan emiten sawit dari Saratatoga, PALM stagnan di level Rp330. Sebaliknya emiten sawit Grup Bakrie, UNSP berada di zona merah Rp117 per lembar.