loader

Pola Kemitraan Sawit Bakal Jadi Percontohan Petani Karet Sumsel

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET - Kabid pengolahan dan pemasaran hasil Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Rudi Arpian mengatakan, Pemprov Sumsel akan memperkenalkan jurus baru kemitraan ini, kepada setiap petani-petani karet Sumsel.

"Hal ini sudah kita sampaikan kepada Ketua Gapkindo Provinsi Sumatera Selatan dan beliau (Alex Kurniawan) akan memfasilitasi pertemuan selepas Idul Fitri antara Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan dengan Anggota Gapkindo Provinsi Sumatera Selatan dan akan dihadiri oleh Ketua UPPB Provinsi Sumatera Selatan serta pihak-pihak terkait, " ujar Rudi, Jumat (7/5/2021).

Rudi menjelaskan, teknik baru ini membuat harga karet di pasaran lebih pasti dan stabil karena pabrik berkewajiban mengambil karet di lokasi petani dengan ongkos angkut dan susut ditanggung oleh pihak perusahaan dan dibayar sesuai KKK yang disepakati dalam perjanjian.

"Dengan jurus baru kemitraan ini maka kedua belah pihak sama sama diuntungkan, dimana Perusahaan Crumb Rubber dapat kepastian pasokan bahan baku dan petani karet dapat kepastian harga, "jelasnya.

Cara baru ini sudah ada di Kabupaten Musi Rawas dan Lubuk Linggau, namun sedikit berbeda sehingga kedua belah pihak sama-sama diuntungkan dan mendapat kepastian harga

Jurus baru memitrakan UPPB dengan perusahaan karet sama halnya dengan kemitraan antara petani plasma sawit dengan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan acuan harga pembelian yang sudah ditetapkan oleh tim penetapan harga Tandan Buah Segar (TBS) Provinsi Sumatera Selatan.

Untuk Kemitraan antara UPPB dengan Perusahaan Karet (Crumb Rubber) kemitraan akan diatur sesuai zona dan harga akan mengacu kepada harga yang di olah oleh Dinas Perdagangan dan Gapkindo Provinsi Sumatera Selatan setiap hari kerja.

"Sementara untuk Kadar Karet Kering yang akan menjadi acuan pembayaran disepakati antara kedua belah pihak antara UPPB dan perusahaan Crumb Rubber dengan ring KKK yang disepakati dalam Surat Perjanjian Kerjasama Kemitraan," bebernya.

Ia mengakui sejumlah hambatan yang kini masih dihadapi Disbun dalam upaya mengajak petani tradisional agar mau bergabung di kemitraan maupun UPPB. Petani merasa ketergantungan dengan pengumpul disebabkan kebutuhan rumah tangga yang mendesak.

"Kami dan pihak terkait terus berupaya merangkul petani agar mau bergabung di kemitraan. Mudah mudahan dengan Jurus Baru Kemitraan ini dapat memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik dan mempercepat kesejahteraan petani karet di Sumatera Selatan, " tutupnya.

Share

Ads