MEDAN, GLOBALPLANET - Dengan demikian, maka serapan tandan buah segar (TBS) milik petani akan semakin baik seiring dengan meningkatnya permintaan untuk pembuatan biodiesel.
Hal ini terungkap dalam webinar bertajuk "Peranan BPDPKS Mendorong Petani Kelapa sawit Suplai Bahan Baku Biodiesel" yang diadakan oleh media InfoSawit Kamis (10/6/2021) sore.
Hadir sebagai pembicara yakni Suthan Muhammad Yusa selaku Pelaksana Tugas Kepala Divisi Lembaga Kemasyarakatan Civil Society BPDPKS, Elis Heviati sebagai Koordinator Investasi dan Kerjasama Bioenergi Ditjen EBTKE ESDM, Mansuetus Darto (Sekjen SPKS), dan Ricky Amukti (Traction Energy Asia).
"Ini merupakan terobosan regulasi pemerintah yang baru guna mendekatkan peluang besar dari petani kelapa sawit untuk terlibat langsung dalam pasokan bahan baku biodiesel. Unsur keterbukaan (transparancy) dan keterlacakan (traceability) dapat menjadi bagian di dalamnya," kata SM Yusa dari BPDPKS.
Caranya, kata Yusa, adalah produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang diolah oleh PKS dari TBS petani langsung dilibatkan atau diwajibkan oleh pemerintah untuk digunakan sebagai bahan baku biodiesel. Akan ada harga beli yang khusus yang dikenakan secara khusus antara petani dan sebagai produsen dan industri biodiesel.
"Ini dilakukan melalui perjanjian bisnis yang saling menguntungkan.Jika pasokan buah dari petani kurang memenuhi kebutuhan pasokan, maka perlakuan yang sama dapat diberikan kepada perkebunan kelapa sawit nasional, sehingga semua pihak secara nyata terlibat dalam pengadaan biodiesel dan menguntungkan petani serta pemerintah. Melalui cara ini, maka keseimbangan hukum penawaran akan kembali menemukan titik keseimbangan terbaru, di mana pemerintah tidak bakal merugi besar karena hanya menyubsidi industri biodiesel," kata Yusa.
Ricky Amukti dari Traction Energy Asia melihat melibatkan pekebun mandiri dalam rantai pasok biodiesel adalah hal yang sangat dimungkinkan. Terlebih, katanya, pekebun sawit mandiri menguasai 40% dari total luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
“Namun mereka sama sekali tidak mendapat manfaat dari program biodiesel secara langsung selama ini,” kata Ricky.
Lebih lanjut, kata dia, dengan memasukkan pekebun sawit mandiri dalam rantai pasok produksi biodiesel akan membantu meningkatkan kesejahteraan dan memberantas kemiskinan.
Termasuk, ujarnya, mengurangi resiko deforestasi dan menjaga hutan alam yang tersisa dan menggunakan TBS yang dihasilkan dari lahan pekebun sawit mandiri dapat mengurangi emisi dari keseluruhan daur produksi biodiesel.
Sampai saat ini, kata dia, kondisi rantai pasok TBS dari Petani ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) bervariasi. Panjangnya rantai pasok TBS mengurangi keuntungan petani swadaya. “Dengan mandatroi biodiesel ini bisa menjadi momentum dalam upaya perbaikan rantai pasok dari petani,”kata Ricky.