loader

5 Langkah Strategis Pengembangan Biofuel Berbasis Sawit

Foto

JAKARTA, GLOBALPLANET - 1. Menjamin bahwa B30 berjalan sesuai dengan target. 

2.Adanya kajian untuk B40 dan B50 baik dari sisi teknis dan ekonomis, beserta roadtest untuk pengujian pada mesin pembangkit listrik tenaga diesel.

3. Adanya program Greenfueldengan memproduksi green diesel, greengasoline dan green avtur berserta studi kebijakan, efisiensi, teknologi, pasokan, insentif dan infrastruktur pendukung, beserta pengembangan industri pendukung seperti metanol dan katalis.

4. Pengembangan hydrogenated CPO bekerjasama dengan Pertamina dan Pupuk Indonesia. 

5. Penggunaan lahan reklamasi atau bekas pertambangan bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara dan Pemerintah Daerah dalam mengidentifikasi lahan bekas tambang untuk tanaman energi dan bekerjasama dengan Kementerian Pertanian untuk menentukan komoditas yang paling cocok.

Menurut Dadan, pengembangan Biorefinery dengan menghasilkan green diesel telah dilakukan oleh Pertamina semenjak Desember 2014 sampai Juli 2020 di refineri Dumai, Plaju dan Cilacap, serta injeksi Refine Bleach Deodorant Palm Oil (RBDPO) untuk sosialisasi D100 di Dumai.

Pada Desember 2020 lalu diadakan co-processing green avtur dan standalonebiorefinery di Cilacap, standalonebiorefinery di Plaju serta methanolrefinery di Dumai.

 “Sementara untuk persiapan biofuel dengan campuran minyak sawit yang lebih tinggi dilakukan persiapan SNI, kajian teknis dan tekno-ekonomi, penyiapan regulasi dan insentif, menjamin kesiapan para produsen biodiesel, menjamin sistem penanganan dan penyimpanan yang memadai, menjamin kesiapan infrastruktur dan program strategi nasional,” kata Dadan.

Share

Ads