JAKARTA, GLOBALPLANET - Sebab itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, pemerintah berkomitmen untuk mendukung program B30 pada 2021 dengan target alokasi penyaluran sebesar 9,2 juta Kilo Liter.
Hal ini bertujuan untuk menjaga stabilisasi harga minyak sawit mentah (CPO). “Dengan kebijakan tersebut, target 23% bauran energi yang berasal dari Energi Baru Terbarukan pada 2025 sebagaimana ditetapkan dalam Kebijakan Energi Nasional akan dapat tercapai,” ujar Airlangga pada acara "Seremonial Keberhasilan Uji Terbang Dengan Bahan Bakar Campuran Bahan Bakar Bioavtur 2,4% (J2.4)" yang dilakukan secara virtual, Rabu (6/10/2021).
Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah dalam mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan rendah karbon. Program B30 telah berkontribusi dalam upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) untuk sekitar 23,3 juta ton karbondioksida (CO2) pada tahun 2020. Program ini juga berdampak positif pada penghematan devisa negara dengan pengurangan impor solar sebesar kurang lebih US$8 miliar.
Menko Airlangga Hartarto juga menyampaikan arahan dari Presiden Joko Widodo bahwa keterbukaan dan kesiapan Indonesia untuk mendukung investasi dan transfer teknologi termasuk investasi untuk transisi energi melalui pembangunan biofuel, industri baterai lithium, dan implementasi dari kendaraan listrik.
Keberhasilan uji terbang bioavtur ini telah memberikan kepercayaan tinggi terhadap kemampuan Indonesia dalam memanfaatkan sumber daya domestik, khususnya minyak sawit, untuk dimanfaatkan sebagai upaya membangun kemandirian energi nasional. “Melalui terobosan ini diharapkan dapat berdampak pada pengurangan ketergantungan energi dari impor, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.” Tutur Airlangga. (Infosawit)