loader

Produksi Minyak Sawit Nasional Capai 52,14 Juta Ton hingga Mampu Menyumbang Devisa Ekspor Lebih dari Rp300 Triliun

Foto

JAKARTA, GLOBALPLANET - Data Kementerian Perindustrian mencatat, pada 2020, total produksi minyak sawit nasional mencapai 52,14 juta ton. Dengan capaian produksi tersebut, sektor industri sawit mampu menyumbang devisa ekspor lebih dari Rp300 triliun.

“Selain itu mampu menyerap tenaga kerja 5,2 juta, menghidupi 22 juta orang. Capaian kualitatif sektor ini menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi di luar jawa, menggerakan aktivitas produktif di daerah terluar, terpencil dan tertinggal. Serta menjaga kedautalan ekonomi dan teritorial di perbatasan,” kata Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika pada webinar Kontribusi Industri Hilir Sawit dalam Mendukung Pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang diselenggarakan Warta Ekonomi pada Selasa, 19 Oktober 2021.

Putu menyebut, sektor pengolahan sawit di Indonesia berpredikat unggul pada tahun 2020 dengan rasio volume ekspor produk hilir jadi dengan baku CPO dan CPKO mencapai 85 persen.

Persentase tersebut terdiri dari lebih 160 jenis produk hilir yang telah mampu diproduksi di dalam negeri untuk kebutuhan pangan, nutrisi, bahan komia, oleokimia, dan bahan bakar terbarukan (biodiesel) yang diserap dalam negeri dengan orientasi ekspor. Adapun nilai ekonomi sektor sawit mencapai Rp750 triliun per tahun.

Direktur Penghimpunan Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau BPDPKS, Sunari mencatat kinerja sektor industri sawit terhadap perekonomian memiliki peranan dan sumbangsih besar sebagai tulang punggung perekonomian nasional.

Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan perolehan Produk Domestik Bruto atau PDB Indonesia pada triwulan kedua mencapai 7,07 atau mengalami kondisi lonjakan akibat low based effect. PDB sektor pertanian berperan besar dalam peningkatan PDB, khususnya sektor perkebunan, dengan spesifikasi kelapa sawit.

“Nilai ekspor rata-rata per tahun itu mencapai USD21,4 miliar yang artinya peran kelapa sawit ini sudah sekitar 14,9 persen terhadap ekspor non migas,” ujarnya.

Sunari menerangkan, industri sawit memiliki estimasi kontribusi penerimaan pajak dalam kisaran Rp14 triliun sampai Rp20 triliun. Selain itu, sektor sawit dianggap memiliki peran penting dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

“Kalau dilihat 190 kabupaten/kota yang didominasi sektor sawit telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Ini memberikan pengaruh positif dan signifikan terahdap PDRB daerah,” pungkasnya.

Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI), Paulus Tjakrawan menyampaikan bahwa program biodiesel sudah dimulai risetnya sejak tahun 1980-an dan memiliki manfaat yang luar biasa.

 

Baca Juga: "Sex Toy" dan Bong Disita dari Rumah Aa Gatot

 

Dijelaskan Paulus, pada aspek lingkungan hidup, biodiesel memiliki sifat biodegradable yang tidak beracun dan diproduksi dari tanaman yang berkesinambungan. Tidak hanya itu, emisi gas rumah kaca yang dihasilkan juga lebih kecil.

“Kita akan mengalami masalah ketahanan energi kalau kita tergantung impor (fosil) yang besar sekali,” tegas Paulus.

Dari aspek keekonomian, implementasi program biodiesel dapat menghemat devisa dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Dalam 20 tahun terakhir, pertumbuhan penggunaan bahan bakar nabati dunia meningkat 10x lipat. Produksi bahan bakar nabati di Asia Pasifik cukup besar yang didorong oleh kebutuhan hidup manusia. Di Indonesia, produksi biodiesel sudah dimulai sejak tahun 2006, hingga akhir tahun 2020, kapasitas produksi industri biodiesel Indonesia sudah mencapai 12,4 juta kiloliter. Sementara itu, sepanjang Januari – Oktober 2021, kapasitas produksi biodiesel sudah mencapai 14 juta kiloliter.

Pembicara yang hadir dalam acara tersebut, Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian RI, Putu Juli Ardika, Direktur Penghimpunan Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Sunari, Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI), Paulus Tjakrawan, Wakil Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Agam Fatchurrochman.

 

Share

Ads