Kepala Dusun II Desa Sidomulyo, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muaraenim, Yudiansyah Desa Sidomulyo mengatakan petani di kampungnya saat ini bersukacita karena harga sawit di kisaran tinggi.
Apalagi, lahan yang diremajakan sudah siap panen pada tahun ini juga. “Artinya, mereka yang mengikuti PSR tahun 2018 dan 2019 akan menikmati harga yang tinggi,” kata dia.
Ia mengatakan sebagian besar warga di kampungnya tertarik meremajakan lahan sawit yang dimiliki sudah tidak produktif lagi karena berusia di atas 25 tahun.
Selain itu, beberapa warga juga saat ini mengalihfungsikan lahan karet ke lahan sawit karena harga karet terus anjlok dalam beberapa tahun terakhir. “Umumnya karena lahan karetnya juga sudah tua, jadi ditebang lalu diganti dengan kebun sawit,” kata dia.
Fungsional Analis Prasarana dan Sarana Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Rudi Arpian mengatakan bukan hanya petani di Muara Enim yang merasakan manfaat dari PSR tapi juga petani di Musi Banyuasin.
Petani Muba yang mengikuti program peremajaan lahan sawit sejak 2017 sudah panen pada 2020 karena menggunakan bibit yang berkualitas.
Usia tanaman menghasilkan (TM) sudah berproduksi lebih awal dari yang ditargetkan, dari semula 38 bulan tetapi saat usia 27 bulan sudah produksi, kata dia.
Muba sejauh ini menjadi daerah yang mampu merealisasikan program PSR terluas di Indonesia dengan mencapai 14.919 hektare. Dari total luas tersebut, lahan seluas 4.446 hektare di antaranya sudah berproduksi, kata dia.