loader

Harga Komoditas Sawit Diprediksi Akan Terus Naik Sampai Juni

Foto

Analis HLIB Chye Wen Fei mengatakan perluasan izin ekspor Indonesia untuk produk minyak sawit termasuk turunannya (berlaku mulai 15 Februari 2022), dapat mengganggu rantai pasokan minyak sawit.

   “Sementara kami terus percaya bahwa penurunan harga CPO akan terwujud ketika produksi minyak sawit pulih. Ini bergantung pada beberapa ketidakpastian,” katanya dalam laporan riest yang belum lama ini diterbitkan.

Lebih lanjut tutur Chye, untuk semester I tahun 2022, pemulihan minyak nabati bergantung pada beberapa ketidakpastian termasuk masuknya pekerja asing ke pantai Malaysia dan melonjaknya harga pupuk, yang dapat mengakibatkan pekebun (khususnya petani kecil) mengurangi aplikasi pupuk untuk kelapa sawit.

“Oleh karena itu, ini bisa menggagalkan pemulihan hasil yang diantisipasi,” katanya seperti dilansir News Strait Times.

“Sementara kami terus percaya bahwa penurunan harga CPO akan terwujud ketika produksi minyak sawit pulih. Ini bergantung pada beberapa ketidakpastian,” katanya dalam laporan riest yang belum lama ini diterbitkan.

HLIB tercatat menaikkan perkiraan harga CPO 2022 menjadi RM 4,300 per ton dari RM 3,500 per ton untuk mengantisipasi situasi ketatnya pasokan minyak nabati (termasuk minyak sawit), yang akan terus mendukung harga CPO untuk beberapa bulan ke depan.

“Untuk 2023-2024, kami menaikkan perkiraan harga CPO menjadi RM3.300 per ton dari RM2.900 per ton, karena kami percaya pemulihan produksi minyak sawit akan memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan,” katanya.

Share

Ads