Agus Darwa juga memberikan apresiasinya kepada ICRAF Indonesia yang telah secara terus menerus memfasilitasi dan mendukung penyusunan RAD-KSB Sumsel.
Pertanian dan perkebunan telah menjadi salah satu sumber penghidupan utama masyarakat Sumsel.
Sumsel memiliki potensi SDA yang menggembirakan mulai dari subsektor tanaman pangan, budidaya, peternakan hingga perikanan. Sektor pertanian Sumsel memiliki potensi yang luasnya hampir 10 juta Ha, dan terdapat 3,8 juta Ha untuk subsektor perkebunan di Sumsel yang perlu dikelola secara optimal.
Salah satunya adalah komoditi perkebunan kelapa sawit, yang selalu menjadi isu-isu hangat mulai dari persoalan minyak goreng, harga TBS, hingga masalah budidaya yang berkelanjutan dimana kelapa sawit selama ini dianggap sebagai tanaman yang merusak struktur air.
Dengan luasan perkebunan kelapa sawit yang cukup signifikan (lebih dari 1 juta Ha), dibutuhkan perencanaan yang komprehensif untuk dapat mengelola lahan perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi yang selaras dengan komitmen pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca menjadi 29 persen secara mandiri.
Karenanya, mandat penyusunan RAD-KSB menjadi peluang bagi pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan para pihak untuk dapat mewujudkan komitmen dan rencana ke depan dalam perbaikan tata kelola sawit secara berkelanjutan.