MASYARAKAT - Desa Batumarta VI sedang mengalami kesulitan dalam perekonomian. Sebagai masyarakat yang mayoritasnya bekerja sebagai petani karet dan jarang yang memiliki pekerjaan sampingan sangat merasakan dampak dari fluktuasi harga karet.
Harga karet di Desa Batumarta VI sering mengalami fluktuasi yakni naik dan turun. Pada Februari lalu, harga karet hanya sebesar Rp9.775/kg dan mengalami kenaikan pada Maret yakni Rp10.150/kg. Walaupun pada Maret lalu harga karet naik, masih banyak masyarakat yang mengeluh karena tidak bisa mencukupi kebutuhan baik itu kebutuhan perekonomian untuk kehidupan sehari-hari maupun kebutuhan untuk merawat kebun karet itu sendiri. Hal itu sebagaimana telah disampaikan oleh salah satu warga Desa Batumarta VI Blok B yaitu Sumiati.
“Saya sebagai masyarakat yang mata pencaharian utamanya dari karet merasa sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari apalagi kalau sudah waktunya untuk memupuk karet itu seringkali tidak terlaksanakan karena penghasilannya tidak cukup. Belum lagi ada kebutuhan lain seperti untuk anak sekolah atau yang lainnya,” ujarnya Minggu (26/3/2023).
Ketidakstabilan harga karet ini juga sebagai dampak dari adanya pandemi Covid-19 dan juga adanya pengaruh di pasar global. Selain itu, faktor lainnya ialah kualitas dari hasil karet itu sendiri. Terkadang ada beberapa hasil karet yang cukup terbilang tidak terlalu bagus.
“Pendapatan yang kadang tidak besar juga dikarenakan keadaan kebunnya sendiri yang disebabkan oleh gugurnya daun-daun serta cuaca yang tidak menentu,” ujarnya lagi.
Jadi itulah beberapa dampak yang dirasakan oleh masyarakat akibat dari adanya fluktuasi harga karet.
Penulis: Refliani Ristian
Mahasiswi FISIP Univeritas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Disclaimer: Isi artiketl menjadi tanggung jawab penulis