JAKARTA , GLOBALPLANET - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2023 tercatat sebesar 114,14 atau naik 2,05 persen dibanding Agustus 2023. Adapun komoditas yang dominan menjadi penyumbangnya yaitu gabah, kelapa sawit, jagung dan kakao.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menuturkan bahwa kenaikan NTP karena harga yang diterima petani naik sebesar 2,27 persen, lebih tinggi dibanding dari kenaikan indeks harga yang dibayarkan petani yang mengalami kenaikan 0,21 persen.
“Ada 4 komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks yang diterima petani adalah gabah, kelapa sawit, jagung dan kakao,” ujar Amalia dalam konferensi pers virtual, Senin (2/10/2023).
Dia mengungkapkan penurunan NTP terjadi pada NTP holtikultura, turun sebesar 3,34 persen. Penurunan ini karena indeks yang diterima petani (IT) turun 3,21, sedangkan IB mengalami kenaikan 0,22 persen. Empat komoditas yang mendominasi sub sektor holtikultura adalah bawang merah, cabai rawit, tomat dan cabai merah.
Selanjutnya, Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) pada September tercatat sebesar 114,98 atau naik 2,16 persen jika dinanding Agustus 2023. Kenaikan NTUP terjadi karena indeks yang diterima petani (IT) naik 2,27 persen, lebih tinggi dibanding kenaikan biaya produksi dan penambahan modal (BPPDM) yang mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen.
“Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan IT nasional adalah gabah, kelapa sawit, jagung dan kakao,” ucap Amalia.
Sementara itu, peningkatan NTUP tertinggi pada sub sektor tanaman pangan, dimana NTUP tanaman pangan naik 4,52 persen. Kenaikan ini terjadi karena indeks yang diterima petani naik sebesar 4,67 persen, lebih tinggi dibanding BPPDM yang mengalami kenaikan 0,15 persen.
“Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan BPPDM sub sektor pangan adalah benih padi, upah pemanenan, bensin dan bajak,” ujar Amalia. (Sawit Indonesia)