GLOBALPLANET - Namun, jumlah dua produk itu masih terbatas. “Bila program ini sukses, bantuan penyanitasi tangan dan sabun cuci tangan berbahan sawit akan berlanjut ke wilayah lain, khususnya yang memiliki penyebaran COVID-19 yang tinggi,” jelas Kepala Pusat Penelitian SBRC IPB University, Meika Syahbana, seperti dikutip media ini pada Kamis (23/7/2020).
Asal tahu saja, kelapa sawit termasuk sumber devisa terbesar dari sektor perkebunan; bahkan jumlahnya melimpah, menurut salah satu peneliti pengembangan produk turunan sawit. Sayangnya, pengembangan produk turunan sawit jumlahnya masih terbatas.
Karena itu, UKM Sawit punya peluang untuk mengembangkan dan mengomersialisasi produk turunan kelapa sawit, dengan nilai tambah yang tinggi; agar dapat meningkatkan kesejahteraan UKM Sawit, Koperasi Sawit, dan Kelompok Petani Sawit.
Manfaat Penyanitasi dan Sabun Cuci Tangan Sawit
Lantas, apakah yang membedakan penyanitasi dan sabun cuci tangan berbahan sawit dengan produk yang sudah beredar luas? Menurut peneliti utama produk turunan sawit, Erliza, penyanitasi tangan yang timnya kembangkan mengandung gliserol sawit. Gliserol itu dapat menahan penguapan air, lalu memberi kelembapan dan kelembutan pada permukaan kulit.
Sementara itu, sabun cuci tangan sawit mengandung surfaktan Metil Ester Sulfonat (MES); dapat membersihkan kulit dari kotoran sekaligus ramah lingkungan. Nah, saat ini, penyanitasi dan sabun cuci tangan berbahan sawit tersedia dalam enam aroma, yakni: bunga, teh hijau, jeruk, kopi, kelapa+pasir laut, serta buuble gum.
Sumber: Nasionalisme
