PALEMBANG, GLOBALPLANET - Upaya penurunan angka stunting di Sumsel mendapatkan hasil yang cukup maksimal. Angka stunting di Sumsel saat ini yakni sebesar 18,6 persen atau turun sebayak 6,2 persen.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, dibutuhkan upaya dan strategi khusus agar stunting ini dapat terus ditekan. Selain meningkatkan kolaborasi antarpihak, pengelolaan anggaran dan upaya lainnya pun harus terus fokus dilakukan.
"Turunnya angka stunting di Sumsel ini bukan kerja satu orang saja, tapi semua jajaran bergerak bersama sehingga stunting di Sumsel turun cukup besar," kata Herman Deru, dalam Temu Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting "Evaluasi Capaian Semester I Tahun 2023 dan Praktik Baik Percepatan Penurunan Stunting Daerah" yang digelar BKKBN RI di Ballroom Hotel Wyndham Palembang, Selasa (3/7).
Menurut Herman Deru, tahun 2021 lalu angka stunting di Sumsel mencapai 24,8 persen. Pemprov Sumsel dan Pemkab serta Pemkot bergerak melakukan sejumlah langkah percepatan penurunan stunting tersebut.
Apalagi, pemerintah pusat menargetkan angka stunting secara nasional harus mecapai 14 persen pada tahun 2024 mendatang.
"Pada tahun 2021 saya sangat malu karena tingginya angka stunting di Sumsel ini. Karena itu kita langsung lakukan percepatan untuk menurunkan angka stunting ini," tuturnya.
Dia menjelaskan, upaya awal yang dilakukan yakni dengan mengumpulkan data terkait angka stunting tersebut sehingga hal itu dapat dijadikan acuan untuk menentukan solusinya.
"Dari data yang kita kumpulkan itu, kita temukan solusi untuk mengatasi angka stunting ini," paparnya.
Gubernur Herman Deru langsung mengaktivasi kembali Posyandu sebagai langkah pencegahan.
"Terkadang kita hanya bicara hilirnya saja soal stunting ini. Padahal jauh dari itu kita bisa lakukan pencegahan melalui posyandu ini. Artinya, posyandu ini garda terdepan dalam melakukan pecegahan stunting sejak dini," jelasnya.
"Anggaran juga harus dimanfaatkan dengan baik dan tepat sehingga semakin mendorong turunnya angka stunting ini," bebernya.
Sekretaris Utama BKKBN RI Tavif Agus Rayanto mengatakan, pemerintah pusat menargetkan angka stunting pada 2024 turun menjadi 14 persen. Saat ini angka stunting nasional sebesar 21,6 persen dari sebelumnya mencapai 36,8 persen.
"Target kita di tahun 2024 adalah 14 persen. Jadi kita harus menurunkan setidaknya 3 persen setiap bulannya sehingga target ini tercapai, apalagi saat ini masih semeste pertama," katanya.
Dia menyebut, peran Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) sangat dibutuhkan dalam upaya ini. Sebab itu, kegiatan tersebut digelar sebagai langkah evaluasi dan menyamakan persepsi dalam menurunkan stunting.
"TPPS merupakan organ penting dalam menurunkan angka stunting sampai tingkat desa," paparnya.