loader

Cegah Penyakit Ngorok Pada Kerbau Diskanak OKU Timur Bagikan Multivitamin dan Desinfektan

Foto

OKU TIMUR, GLOBALPLANET - Dinas Perikanan dan Perternakan (Diskanak) OKU Timur melakukan upaya pencegahan, penyakit ngorok pada hewan kerbau maupun Septicaemia Epizootia (SE), dengan membagikan multivitamin dan desinfektan.

Kadiskanak OKU Timur, Yuniharyanto, SST, MM, melalui Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Untung Sutoyo, SST, pada Rabu (02/05/2024)  mengungkapkan, pembagian multivitamin dan desinfektan ini merupakan upaya pencegahan.

Karena di  OKU Timur juga terdapat populasi kerbau. Sehingga perlu adanya penanganan cepat guna mengantisipasi penyakit ini,terangnya.

"Kemarin kita sudah membagikan multivitamin dan desinfektan kepada Kepala UPTD. Peruntukannya khusus ternak kerbau yang ada dimasing-masing kecamatan,"tambahnya.

Dia juga mengingatkan setiap penyuluh- penyuluh perternakan untuk melaporkan, jika ada kerbau yang memiliki ciri-ciri terkena penyakit kerbau ngorok.

Sehingga bisa dìlakukan penanganan dengan cepat, agar penyakit itu tidak meluas dan segera dìatasi. "Sudah kita sampaikan ketika rapat dan grup petugas IB. Jika mendapatkan kerbau yang terkena penyakit ngorok agar segera lapor ke dinas,"jelasnya.

Populasi kerbau di  OKU Timur tersebar disejumlah daerah. Namun jumlahnya tidak begitu banyak. Sampai akhir  2023, populasi kerbau dì OKU Timur mencapai 596 ekor. Sedangkan untuk penyebarannya hampir tersebar dìseluruh kecamatan,ungkapnya.

"Kecuali Kecamatan Jayapura, Kecamatan BP Peliung, Kecamatan Madang Suku ll dan Kecamatan BP Bangsa Raja,"ungkapnya.

Dia juga menjelaskan, meski telah melakukan pencegahan, tapi sampai saat ini belum ada laporan masyarakat tentang kasus penyakit kerbau ngorok.

"Meskipun belum ada tapi kita wajib waspada, dengan terus melakukan upaya-upaya pencegahan,"katanya.

Dia juga menjelaskan, penyakit Septicaemia Epizootica (SE) maupun sering dìsebut penyakit ngorok merupakan penyakit hewan menular. Penyakit itu, dìsebabkan bakteri Pasteurella multocida tipe tertentu yang terutama menyerang kerbau, sapi, babi. Tapi bisa  juga dapat menyerang domba, kambing dan kuda. Kemudian, gejala klinis penyakit ngorok maupun SE  demam tinggi.

Selain itu, hewan kurang nafsu makan, pembengkakan disubmandibular bawah dada. "Kemudian, kaki maupun pangkal ekor, keluarnya cairan berlebihan dari hidung (timbul suara Ngorok ), dan diare,"urainya.

Untuk cara pengendalian penyakit ngorok adalah vaksinasi pada ternak yang telah berumur lebih dari empat bulan. Serta memberikan bahan pakan ternak dengan kualitas yang baik dan manajemen ternak yang baik,imbuh Untung.

Kemudian, upaya pemberantasan penyakit ngorok jika sudah ada yang terjangkit, pertama penutupan daerah wabah, pemberantasan lalu lintas hewan dan pengisolasian."Serta penanganan hewan sakit, pemusnahan bangkai dan vaksinasi,"tegasnya.

Share

Ads