PALEMBANG, GLOBALPLANET - Hal itu disampaikannya pada rapat koordinasi penanganan karhutla 2021 yang di Mapolda Sumsel, Senin (1/3/2021). Rakor dihadiri Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Agus Suhardi, Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indr Heri, Danren 044/Gapo Brigjen TNI Jauhari Agus Suraji, Kajati Sumsel M Rum dan seluruh Forkopimda di Sumsel.
Juga hadir dari swasta atau pengusaha seperti GAPKI cabang Sumsel, APHI dan lainnya.
"Di tahun 2020 kemarin kita sukses dan mendapatkan apresiasi dalam penanganan dan pencegahan karhutla ini. Kita harap ini dijadikan standar penanganan untuk 2021 dan kedepannya agar semakin maksimal," kata Herman Deru.
Diketahui, pada tahun 2020 lalu, angka karhutla di Sumsel menurun cukup signifikan. Jumlah hotspot atau titik panas pada tahun 2020 terpantau hanya 4.536 hotspot. Sedangkan pada tahun 2019 terpantau sebanyak 17391 hotspot.
"Awalnya dari 140 desa yang rawan karhutla, saat ini menurun menjadi 90 desa. Harapan kita ini dapat ditekan lagi," ujarnya.
Saat ini yang harus menjadi fokus bukan hanya soal pemadaman dan pencegahan secara spontanitas melainkan juga solusi jangka pendek dan jangka panjang.
"Larangan yang diterapkan ini harus ada solusi. Misalnya, masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan lagi melainkan melakukan penebasan untuk membuka lahan, nah hasil dari penebasan itu mau dikemanakan? Mungkin bisa kita buat pupuk sebagai solusinya. Hal seperti ini yang harus difikirkan juga," paparnya.
Dijelaskannya, dari 1,3 juta hektare lahan di Sumsel, kebakaran kerap terjadi di lahan-lahan yang tidak produktif.
"Kebakaran lahan ini rata-rata terjadi di lahan kosong, baik lahan yang dimiliki negara, lahan kosong milik korporasi yang belum sempat tergarap, hingga lahan yang ijin lokasi sudah peruntukkannya namun belum dibebaskan. Ini harus juga dicarikan solusinya agar kebakarannya dapat diminimalisir," tegasnya.
Sumsel sendiri, lanjutnya, telah menetapkan status siaga karhutla dan telah disosialisasikan. Dalam waktu dekat, Pemprov Sumsel akan menggelar apel siaga karhutla tersebut.
"Dengan menetapkan siaga lebih awal, paling tidak kita keorganisasian ini telah bergerak. Termasuk juga personel dan peralatan sudah siap," terangnya.
Tidak hanya menetapkan siaga karhutla lebih awal, Herman Deru juga menyiapkan penghargaan untuk desa dan personel yang mampu menekan potensi terjadinya karhutla.
"Jangan hanya memberikan punishment atau hukuman kepada para pelanggar, kita berikan juga reward seperti inisentif untuk desa yang mampu menekan karhutla ini," imbuhnya.
"Kita jangan sampai kecolongan. Karena karhutla ini dapat menghambat ekonomi dan kesehatan masyarakat," timpalnya.