loader

Orasi Ilmiah Prof Achmad Syarifudin Menjadi Navigasi Pengolaan Sistem Drainase 

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET - Gubernur Sumsel Herman Deru menyaksikan pengukuhan Guru Besar Universitas Bina Darma Prof Achmad Syarifudin sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Sipil dan lingkungan. Herman Deru menyebut orasi ilmiah Achmad Syarifudin memuat tentang pengelolaan sistem drainase perkotaan dan bencana hidrometorologi. 

Menurutnya, selama ini dirinya kerap kali melakukan penataan air setelah menjadi masalah, bukan sebaliknya melakukan perencanaan tata kelola drainase air baru dimukimin penduduk. “Kalau kita bicara banjir di perkotaan, penyebanya selalu saja alam yang disalahkan, padahal manusia paling berkontribusi,” tuturnya, Kamis (25/5/2023).

Herman Deru menganggap orasi ilmiah Achmad Syarifudin banyak memberikan masukan dan inspirasi bagi dirinya selaku pemimpin daerah. Terutama terkait dengan navigasi berkaitan dengan pengolaan sistem drainase di daerah. 

“Saya tadi simak betul-betul orasi ilmiahnya Achmad Syarifudin. Saya tertarik karena dibedah secara rinci, baik faktor manusia maupun faktor alam, dan ini akan menjadi navigasi kami sebagai pemerintah untuk menselaraskan program dengan OPD terkait,” tambahnya.

Sementara Achmad Syarifudin dalam paparan orasi ilmiahnya mengatakan, bencana alam  di Indonesia meningkat pesat dari tahun 2000-2022, dan bencana hidrometeorologi yang disebabkan oleh perubahan iklim seperti laporan banjir lebih dari 70% bencana terjadi di Indonesia. 

Menurutnya, pertumbuhan cepat yang tidak dikelola dan direncanakan dengan baik di daerah perkotaan akan menciptakan ancaman yang menghambat pencapaian pembangunan yang ada. 

“Selain itu, pertumbuhan pesat yang tidak terkendali di daerah-daerah yang dapat menyebabkan kemiskinan, sehingga tidak ada akses untuk penyediaan air bersih, tidak ada sistem pembuangan limbah dan sanitasi yang sehat dapat menyebabkan kelangkaan air, terutama di musim kemarau,” katanya.

Achamd Syarifudin menuturkan, permasalahan banjir di perkotaan pada umumnya disebabkan oleh kurang efektifnya sistem drainase yang ada. Pengembangan drainase perkotaan kadang-kadang sulit dilaksanakan dikarenakan keadaan topografi yang datar, pengembangan kota di dataran banjir, tingkat hujan yang tinggi dari daerah kedap air yang luas, dan kerusakan/hilangnya daerah penampungan.

“Untuk daerah perkotaan yang padat penduduk, seperti Kota Palembang, diperlukan solusi inovatif yang mengacu pada natrue- based untuk mitigasi banjir. Pelaksanaan Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan (SUDS) yang merupakan salah satu jenis Solusi Berbasis Alam untuk mengurangi dampak bahaya hidro-meteorologi. Secara umum, SUDS bekerja dengan meniru hidrologi proses alam yang meliputi turunnya air hujan, infiltrasi, evaporasi, perkolasi, penyimpanan, pergerakan aliran permukaan dan pengolahan limpasan air,” tandasnya.

Share

Ads