JAKARTA, GLOBALPLANET - Jokowi menekankan dalam situasi saat ini harus ada kerja yang extra ordinary. Pernyataan itu disampaikan presiden dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada 18 Juni 2020. Video saat Jokowi menyampaikan arahan itu baru diunggah di akun Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020).
"Bank Dunia menyampaikan bisa minus 5 persen. Perasaan ini harus sama. Kita harus ngerti ini. Jangan biasa-biasa saja, jangan linear, jangan menganggap ini normal. Bahaya sekali kita. Saya lihat masih banyak kita yang menganggap ini normal," ujarnya seperti disadur globalplanet dari Inilah, Senin (29/6/2020).
"Lha kalau saya lihat bapak ibu dan saudara-saudara masih melihat ini sebagai masih normal, berbahaya sekali. Kerja masih biasa-biasa saja. Ini kerjanya memang harus ekstra luar biasa, extra ordinary," tambah dia.
Dia meminta untuk menyamakan perasaan terkait kondisi sekarang. Jokowi ingin para menteri di kabinetnya agar tidak ada perbedaan.
"Perasaan ini tolong sama. Kita harus sama perasaannya. Kalau ada yang berbeda satu saja, sudah berbahaya. Jadi, tindakan-tindakan kita, keputusan-keputusan kita, kebijakan-kebijakan kita, suasananya harus suasana krisis. Jangan kebijakan yang biasa-biasa saja menganggap ini sebuah kenormalan. Apa-apaan ini?" kata Jokowi.
Jokowi menekankan lagi untuk tidak menerapkan kebijakan yang standar pada suasana krisis. Manajamen dalam situasi krisis, lanjut Jokowi, seharusnya sudah berbeda.
"Kalau perlu kebijakan perppu, ya perppu saya keluarkan. Kalau perlu perpres, ya perpres saya keluarkan. Kalau sudah ada peraturan menteri keuangan, keluarkan. Untuk menangani negara tanggung jawab kita kepada 267 juta rakyat kita. Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa nggak punya perasaan? Suasana krisis," katanya.