MUBA, GLOBALPLANET - Pemkab Musi Banyuasin menerima penghargaan dari Kementerian Pertanian sebagai daerah pelopor dan mendukung program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Penghargaan diserahkan dalam rapat Koordinasi Kelapa Sawit Nasional di Grand Ballroom Pullman Hotel Jakarta, Senin (27/2/2023).
Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kabupaten Muba yang diinisiasi sejak tahun 2017 dan menjadi program percontohan di Indonesia. Program ini memberikan banyak dampak positif bagi petani sawit dan menuai reward serta apresiasi dari berbagai pihak.
Sebagai inisiator program PSR, penanaman pertama program PSR di Musi Banyuasin pada 2017 lalu diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo di Sungai Lilin. Tercatat, sebanyak 19.186 ribu hektar sawit swadaya milik petani di Muba berhasil dilakukan replanting atau peremajaan.
"Ada tiga Gubernur dan tiga Bupati di Indonesia yang sukses antarkan daerahnya dan petani sawit dengan program PSR, salah satunya Kabupaten Muba. Kami apresiasi dan ucapkan selamat dengan inovasi Permodelan Pendampingan Program Peremajaan Sawit Rakyat Dengan Capaian Luas Tanam Dan Produksi Sawit Swadaya Terbaik di Indonesia yang dilakukan Kabupaten Muba," ungkap Menteri Pertanian, Prof Syahrul Yasin Limpo saat membuka Rapat Koordinasi Kelapa Sawit Nasional di Grand Ballroom Pullman Hotel Jakarta, Senin (27/2/2023).
Menurutnya, keberhasilan program PSR di suatu daerah tidak bisa dipisahkan dengan peran Pemerintah daerah dalam hal ini komitmen Kepala Daerah. "Pertahankan dan terus tingkatkan capaian yang telah diraih hingga saat ini, makmurkan daerah dan petani sawit lewat program PSR," harapnya.
Mentan menambahkan, melalui PSR ini Kabupaten Muba telah andil membela bangsa dan membagikan kesejahteraan pekebun sawit. "Kita kumpul seperti ini harus samakan mindset untuk bela negara dan sawit adalah strategi dasarnya," ungkap dia.
Sementara itu, Pj Bupati Apriyadi Mahmud mengatakan program PSR di mulai sejak tahun 2017 yang di inisasi era Bupati Muba Dr Dodi Reza Alex Noerdin. "Hingga kini terus berlanjut, dan 19 ribu hektar lebih sawit swadaya milik petani rakyat dilakukan peremajaan dan berhasil menuai hasil yang maksimal," ujarnya.
Atas penghargaan dan apresiasi yang didapat, Apriyadi mengatakan hal tersebut didasari berkat support dan dorongan Dinas Perkebunan Muba serta Tim PSR Kabupaten Muba, masyarakat Muba dan petani sawit swadaya. "Muba akan terus mendorong serta merealisasikan hulu dan hilir perkebunan kelapa sawit agar terciptanya ekonomi kerakyatan yang baik di sektor perkebunan," urainya.
Kandidat Doktor Universitas Sriwijaya ini juga mengucapkan selamat kepada KUD Suka Makmur Kecamatan Sungai Lilin yang juga dalam kesempatan tersebut meraih penghargaan dengan kategori Produktivitas Tertinggi Program Peremajaan Sawit Oleh Lembaga Pekebun Swadaya Terbaik Di Indonesia.
"Selamat kepada KUD Suka Makmur, semoga capaian ini dapat memotivasi KUD lainnya di Kabupaten Muba untuk selalu meningkatkan produktifitas kelapa sawit yang turut andil memajukan daerah yang kita cintai," tuturnya.
Plt Kepala Dinas Perkebunan Muba, Akhmad Toyibir SSTP MM merinci kondisi terkini peremajaan sawit rakyat Muba dari tahun 2017-2022 yakni memiliki luas capaian rekomtek seluas 19.186 hektar, luas tanam 16.642 hektar, dan luas tanaman menghasilkan 8.732 hektar.
"Lalu, Produktifitas mencapai 19-21 ton TBS perhektar, jumlah lembaga pekebun swadaya 39 lembaga pekebun, dan total pekebun 7.408 orang di Muba," jelasnya.
Ia menambahkan, pendapatan pekebun yakni pendapatan bersih rata-rata Rp8 Juta perkapling setiap bulan. "Dan pendapatan tertinggi Rp13 Juta perkapling dengan umur tanaman 60 bulan," bebernya.
Akhmad Toyibir menjelaskan, Inovasi Model Pendampingan sawit rakyat swadaya Program Peremajaan Sawit Rakyat di Musi Banyuasin adalah penguatan dari Hulu hingga ke Hilir menjadikan pekebun mandiri berdaulat.
"Pelaku usaha kelapa sawit swadaya merasa sangat senang berdampak secara langsung dalam membangun
kebun sangat baik serta berhasil sangat memuaskan meskipun tanaman baru produksi dapat meningkatkan pendapatan," ulasnya.
Sedangkan dampak secara tidak langsung, lanjutnya, efek adanya perputaran uang meningkatkan pendapatan upah bagi para buruh/pekerja kebun dan masyarakat di Desa-Kecamatan wilayah PSR terutama dalam meningkatkan daya beli serta menopang perekonomian bagi masyarakat khusunya di Kabupaten Musi Banyuasin dan masyarakat luas pada umumnya.
"Kemudian, meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP) serta kesejahteraannya dalam mewujudkan cita-cita menuju pekebun yang kuat mandiri dan berdaulat bersinergi mendukung pembangunan pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dan Pemerintah Pusat di sektor perkebunan dan menopang kekuatan ekonomi masyarakat serta sumber devisa bagi negara perkebunan jaya," tandasnya.
Dalam rangkaian Rapat Koordinasi Kelapa Sawit Nasional tersebut Pj Bupati Apriyadi Mahmud turut didampingi Plt Kadisbun Akhmad Toyibir SSTP MSi, Plt Kepala Bappeda Sunaryo SSTP MM, Kepala Dinas Kominfo Herryandi Sinulingga AP, dan Plt Kabag Protokol dan Dokumentasi Pimpinan Setda Muba Rangga Perdana Putera SSTP.