JAKARTA, GLOBALPLANET. - Begitu tegas Ketua DPP PKS Bidang Tani dan Nelayan, Riyono kepada wartawan, Rabu (6/1), menyinggung soal langkanya tempe dan tahu di pasaran.
"Janji Presiden Jokowi untuk swasembada kedelai 2016 sampai sekarang gak terbukti dan gagal, memang mudah buat janji dan aturan. Faktanya pemerintah gagal mewujudkan," tegas Riyono.
Riyono mengurai data dari BPS, sejak awal tahun 2020 hingga bulan Oktober, Indonesia sudah mengimpor sebanyak 2,11 ton kedelai dengan total transaksi sebesar 842 juta dolar AS atau sekitar Rp 11,7 triliun (kurs Rp 14.000)
Sejak 2016 sampai 2018 impor kedelai pun terus meningkat. Di tahun 2018 impor kedelai mencapai 2,58 juta ton kemudian jumlahnya naik di tahun 2019 menjadi 2,67 juta ton.
Menurutnya, ketergantungan kepada kedelai impor membuat pemerintah tidak fokus dan serius mengurus petani kedelai, jika 70-80 persen kebutuhan kedelai dari impor maka petani akan semakin terjepit dan malas berproduksi.
Perkiraan produksi kedelai tahun 2019 sebesar 358.627 ton dan 2020 ditargetkan meningkat 7 persen menjadi 383.371 ton. Padahal kebutuhan kedelai nasional kita rata-rata 2.5 juta ton per tahun.
Mengutip data Kementerian Pertanian yang mengacu pada Badan Pusat Statistik (BPS), luas lahan kedelai 2018 mencapai 680.373 hektare dengan produksi 982.589 ton.
Sedangkan pada tahun 2017, luas lahan mencapai 355.799 ha dan produksi 538.728 ton dan tahun 2016 luas lahannya 576.987 ha dan volume produksi 859.653.
Luas panen kedelai di Indonesia pada tahun 2017 hanya sebesar 355,799 Ha. Pada tahun 2018, luas panen kedelai di Indonesia meningkat menjadi 680.373 Ha. Luas panen pada tahun 2018 ini naik sebesar 91,22 persen dari tahun sebelumnya.
"Kegagalan produksi kedelai ini terus berulang sejak 2016 pasca Jokowi memberikan target swasembada pangan dan kedelai. Jika impor selalu menjadi andalan pemenuhan kebutuhan kedelai maka bisa dipastikan harga akan mudah dipermainkan oleh pedagang dan importir," jelas Riyono.
PKS meminta pemerintah lebih fokus dan mengendalikan impor pangan khusunya kedelai agar petani semangat dan mau menanam kedelai.
"Jangan korbankan petani dan pelaku UMKM tempe dan tahu dengan kebijakan impor yang terus tidak terkendali, fokus kepada peningkatan produksi dalam negeri dengan memberikan insentif produktif kepada petani," tegas Riyono dilansir dari RMOL, Rabu (6/1/2021).