LUBUKLINGGAU, GLOBALPLANET - Sejumlah sopir dump truk mengeluhkan jauhnya untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Kondisi ini dirasakan setelah SPBU Wijaya di Megang Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan tak lagi melayani pembelian BBM solar.
"Kalau sekarang ini susah sekali. Apalagi seperti di SPBU Wijaya itu kan tutup sudah lama. Kalau bisa jangan lama-lama," kata salah seorang sopir dump truk, Ardi kepada wartawan, Kamis (25/4/2024).
Menurut Ardi, ia saat ini untuk membeli BBM solar terpaksa harus ke daerah Rupit, Kabupaten Muratara. Selain itu ke daerah Durian Rampak dan Terawas (Kabupaten Musi Rawas).
Karena itu, untuk beli solar jauh sekali, otomatis nambah biaya operasional. Kalau malam-malam kan cuma di SPBU Wijaya yang buka 24 jam. Kalau di tempat lain di Rupit ada, jauh.
"Makanya minta tolong kalau bisa dipercepat dibukanya. Seperti kami kalau malam-malam. Kalau SPBU lain kan banyak tutup," jelasnya.
Dikatakan Ardi, keseharian dirinya mengangkut batu, pasir dan kayu. Itupun menurutnya, kalaupun untuk menjalankan aktivitas bila belum mendapat solar terpaksa meminjam cadangan solar punya teman.
"Kalau tidak ada, istirahat dulu, kadang menunggu dulu, mikir di mana beli minyaknya. Apalagi malam, kan susah itu, tidak ada yang buka itu. Cuma yang buka itu kan di Wijaya yang 24 jam," katanya.
Ditambahkan Ardi, dalam sehari dump truk yang dikendarainya membutuhkan sekitar 60 liter solar seharga Rp500 ribu.
“Jadi kami merasa kesulitan dengan ditutup beli minyak. Sebab kalau beli di SPBU lain nambah lagi biaya operasional," katanya.
Diketahui bahwa sebelumnya SPBU Wijaya di daerah Megang merupakan salah satu SPBU yang buka 24 jam. Namun SPBU tersebut kini tak lagi melayani BBM solar lantaran mendapat pembinaan dari Pertamina pasca adanya BBM solar bercampur air akibat dampak hujam deras hingga air masuk ke dalam penampungan.
Sales Manager Pertamina Area IV, Nanda mengatakan kalau SPBU Wijaya tersebut saat ini proses menyelesaiakn ketentuan yang ada. Pihaknya mengaku tidak dapat membukanya langsung untuk melayani pembelian BBM solar.
“Karena belum selesai treatment. Itu kan masih ada solar bercampur air. Sama ada beberapa aspek yang harus dipenuhi terkait safety-nya," katanya.
Dijelaskan Nanda, bila sudah selesai perbaikan dan treatmen, maka SPBU tersebut dibuka untuk melayani BBM solar. Sebab hal itu dilakukan pihaknya untuk mengantisipasi hal-hal yang sama tidak terjadi lagi.