loader

Siswa SD Dipukul Kakak Kelas hingga Masuk Rumah Sakit di Palembang

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET - Seorang siswa SD swasta di Kota Palembang harus mendapatkan perawatan di RS Charitas Palembang setelah dipukul kakak kelas saat jam istirahat. Korban berinisial M (10) mengalami trauma dan tidak mau sekolah lagi.

Peristiwa perundungan itu terjadi di salah satu sekolah swasta di KecamatannIlir Timur I Palembang pada Senin (5/8/24). Diketahui terlapor atau diduga pelaku pemukulan berinisial C yang diketahui ternyata Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Cornelia, orang tua korban saat ditemui Rabu (7/8/24) menceritakan, dirinya mendapatkan telepon dari guru kalau anak pertamanya itu dipukul oleh temannya saat jam istirahat. Setelah dihubungi dirinya langsung mendatangi sekolah untuk memastikan kejadian yang dialami anaknya.

"Yang pukul anak saya itu kakak kelasnya, kelas 6 dan anaknya (korban) kelas 5. Kebetulan yang terlapor berinisial C ini Anak Berkebutuhan khusus (ABK). Kejadiannya ini pas saat jam ke luar main," ujarnya.

Setelah kejadian tersebut Cornelia langsung membawa anaknya ke RS Charitas untuk divisum. Karena anaknya dipukul oleh kakak kelasnya di bagian dada, perut dan di selangkangan paha kanannya. 

"Anak saya disandarkan oleh terlapor di dinding kemudian perutnya dipukul dengan tumit terlapor sebanyak tiga kali.Tidak disitu saja dia juga menendang dan mengenai selangkangan paha anak saya, untung tidak kena bekas operasi," ungkapnya.

Kronologi singkatnya, berawal korban melihat temanya bermain bola dari lantai lima kemudian bertemu terlapor. setelah itu terlapor langsung memukul begitu saja 

"Setelah kejadian ini anak saya cerita kalau dia sudah sering dipukul oleh terlapor sejak kelas 4. Atas kejadian dirinya juga sudah membuat laporan ke Polda Sumsel," katanya.

Cornelia menambahkan, dirinya sudah berkomunikasi dengan pihak sekolah agar yang bersangkutan dikeluarkan dari sekolah tersebut, supaya anak-anak yang lain aman dan kejadian ini tidak terulang.

"Jangan salah loh kalau anak berkebutuhan khusus ini tenaganya kuat, kalau kita melarang anak yang normal pasti takut. Kalau ini justru melawan dan komunikasi tidak nyambung, (baiknya) agar terlapor dikeluarkan dari sekolah tersebut," katanya.

Share

Ads