OKU TIMUR, GLOBALPLANET - Sebagai bentuk tanggungjawab kepada masyarakat, tentang sulitnya mendapatkan dan tingginya harga gas elpiji ukuran 3 kilogram. Anggota Komisi II, DPRD OKU Timur langsung turun ke lapangan menindaklanjuti keluhan masyarakat.
Dipimpin Ketua Komisi II DPRD OKU Timur, Andi Saiban Hidayat, SH, rombongan Komisi II mendatangi beberapa pangkalan, pengecer dan warung yang menjual gas elpiji melon.
Setelah anggota Komisi II, DPRD OKU Timur, mendatangi beberapa pangkalan, pengecer dan warung, hasilnya cukup mengejutkan, selain harga gas elpiji yang melambung jauh diatas harga eceran tertinggi (HET), saat ditimbang (ditera) oleh petugas Tera dari Dinas Perdagangan dan Perindustian OKU Timur, ternyata gas elpiji yang seharusnya berisi 3 kilogram ternyata hanya berisi 2,5 sampai 2,6 kilogram saja.
Ketua Komisi II DPRD OKU Timur, Andi Saiban Hidayat, SH, menjelaskan salah satu penyebab kurangnya pasokan gas elpiji karena banyaknya pengecer yang mengambil gas di pangkalan diluar jatah desa yang ditentukan.
"Contohnya seorang pengecer mengambil gas di pangkalan A, kemudian pengecer ini mengambil lagi di pangkalan B. Gas yang diambil di pangkalan B inilah yang dijual keluar desanya dengan harga yang jauh lebih tinggi,"tambahnya.
Politikus Partai Golkar ini, mengatakan, jika dari pengecer gas elpiji dijual Rp 20 ribu sampai Rp 22 ribu, wajar warung menjual dengan harga Rp 26 ribu sampai Rp 30 ribu per tabung. "Seharusnya pangkalan tidak menerima pengecer dari luar daerah. Tapi temuan kita di lapangan kondisinya itu yang terjadi,"ujarnya.
Selain harga yang melebihi HET, pihaknya juga mendapatkan banyaknya gas elpiji yang ukurannya tidak sesuai. Gas elpiji yang berukuran 3 kilogram setelah ditimbang hanya 2,5 kilogram. "Ini dibuktikan oleh petugas timbang (tera) dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian seluruh gas elpiji timbangannya kurang dari 3 kilogram,"imbuh anggota DPRD OKU Timur dari Dapil III ini.
Untuk itu sebagai wakil ralyat pihaknya akan menindaklanjuti temuan ini dengan memanggil seluruh pangkalan, pengecer sampai Pertamina. Dalam kunjungan lapangan tersebut Ketua Komisi II didampingi Seketaris Komisi II, dr, Hj, Veranika Santiani Fani, MARS, dan anggota Komisi II, Alan Pratama dan Apri Santoso SAP.