OKU TIMUR, GLOBALPLANET - Meroketnya harga jual elpiji 3 kilogram di Bumi Sebiduk Sehaluan yang mencapai Rp 35 ribu per tabung. Memicu anggota DPRD OKU Timur naik pitam.Gas elpiji bersubsidi yang seharusnya dijual dengan harga eceran tertinggi (HET) antara Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu tergantung lokasi, dijual harga jauh melebihi HET.
Karena harga gas elpiji 3 kilogram mahal dan menyusahkan rakyat untuk itu Ketua dan anggota Komisi II DPRD OKU Timur memanggil Dinas Perdagangan dan Perindustrian OKU Timur bersama seluruh agen yang ada di kabupaten yang lebih dikenal sebagai daerah penghasil pangan untuk melakukan rapat dengar pendapat (RDP), di ruang rapat DPRD OKU Timur, Selasa (03/12/2024)
Ketua Komisi II DPRD OKU Timur, Andi Syaiban Hidayat, SH, menjelaskan, pihaknya menyesalkan tingginya harga jual elpiji subsidi di OKU Timur. "HET elpiji 3 kilogram, Rp 18 ribu namun dijual sampai Rp 35 ribu dan merata terjadi hampir di seluruh wilayah di OKU Timur,"imbuhnya.
Andi yang merupakan dari anggota Fraksi Golkar ini, menjelask banyak faktor yang menyebabkan harga elpiji melambung tinggi. Salah satunya penyelewengan gas elpiji yang dijual keluar desa bahkan keluar kecamatan tanpa melalui prosedur.
"Banyak elpiji yang dijual secara liar dalam jumlah yang tidak sedikit. Hasil pantauan kita di lapangan dan laporan langsung dari masyarakat, pangkalan yang harusnya menjual elpiji untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar tapi menjual elpiji dalam jumlah besar menggunakan mobil yang kita sendiri tidak tahu dijual lagi kemana,"tambahnya.
Dampak banyaknya ulah pangkalan nakal inilah, Andi Saiban menegaskan pihaknya akan merekomendasikan untuk mencabut izin pangkalan nakal termasuk agen yang tidak mengawasi pangkalan. "Seperti kita ketahui untuk membeli elpiji 3 kilogram harus menunjukkan KTP. Prosedur inilah yang banyak dilanggar agen dan pangkalan sehingga terjadila penyalahgunaan elpiji 3 kilogram,"imbuhnya.
Penegasan serupa juga diucapkan Anggota Komisi II, Edi Kurniansyah SH. Menurutnya, di wilayah Buay Madang HET elpiji yang seharusnya Rp 18 ribu, tapi dijual Rp 35 ribu.
"Lebih parahnya lagi ukuran elpiji 3 kilogram ternyata saat ditimbang isinya tidak sampai 3 kilogram. Masyarakat harus menolak jika timbangannya kurang dan setiap agen pangkalan harus menyediakan timbangan," ucap anggota Fraksi Demokrat ini.
Sementara anggota Komusi II, Alan Pratama menjelaskan, permasalahan gas elpiji ini masalah urgent menyangkut kepentingan masyarakat banyak."Jangan lah seenaknya mempermaikan harga kasihan masyarakat kesulitan mendapatkan gas elpiji ukuran 3 kiligram,"terang politikus muda PDIP ini.
Rapat dengar pendapat dihadiri oleh Ketua anggota Komisi II, Andi Syaiban Hidayat, SH, anggota Nardianto, SS, Vindo Faisyal Anugrah, SH, dr, Hj Veranika Santiani Fani, MARS, Alan Pratama.