loader

Telok Abang, Ultah Ratu Wilhelmina hingga HUT RI di Tengah Corona

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET - Memasuki awal Agustus bahkan terkadang sejak akhir Juli, ruas jalan yang di sisi kiri dan kanannya berupa perkantoran Pemkot Palembang dan cabang BUMN ini, dipenuhi pedagang Telok Abang, Telok Ukan dan jajanan lain yang hanya muncul di bulan peringatan kemerdekaan.

Telok Abang dalam bahasa Palembang berarti telur merah, karena telur disebut telok dalam bahasa Palembang dan merah adalah abang. 

Jadi Telok Abang adalah telur rebus yang bagian cangkangnya atau luarnya dicat dengan warna merah. Lalu telur itu dijual sebagai pelengkap mainan anak - anak atau replika pesawat, mobil, tank dan sebagainya yang terbuat dari gabus atau kayu.

Telok Abang diletakkan di atas mainan itu yang didominasi warga merah dan putih. Mainan ini dapat dibeli terpisah atau lengkap dengan telurnya.  Telok Abang lengkap dengan mainan ini dijual seharga sekitar Rp25 hingga 30.000 ribu. Tergantung ukuran dan kepiawaian menawar. 

Sejak awal Agustus, para pedagang musiman yang telah turun temurun akan menjual Telok Abang, Telok Ukan dan lainnya. Mereka berjejer di sisi kiri dan kanan jalan merdeka mulai dari sekitar kantor Pos hingga kantor PGN Palembang.

Sekadar mengingatkan di ruas jalan merdeka juga banyak gedung lama yang tentu bersejarah. Satu diantaranya kantor wali kota yang merupakan eks menara air Belanda yang dapat menampung 1.200 kubik air bersih. Lalu pada 1963 mulai difungsikan sebagai kantor wali kota.

Kembali ke Telok Abang, paling banyak di sekitar kantor Wali Kota. Mainan berupa replika pesawat, pesawat tempur, kapal selam dan sebagainya "memerahputihkan" jalan merdeka.

Sejak kapan tradisi ini? Sejumlah literatur menyebutkan sebenarnya Telok Abang awalnya dibuat pada masa kolonial Belanda untuk perayaan ulang tahun Ratu Wilhelmina. Konon setiap tahun saat itu Telok Abang dibuat dan setelah kemerdekaan berubah menjadi tradisi jelang HUT RI. Karena merah melambangkan keberanian dan putih kesucian.

Keberadaan Telok Abang sudah sangat melekat bagi warga Kota Palembang terutama di ruas jalan merdeka. Bahkan di tengah pandemi Covid-19 saat ini, pedagang Telok Abang terlihat bukan berkurang, malah bertambah. Luar biasa, Dirgahayu Indonesia, semoga benar - benar makin merdeka, baik dari kemiskinan, kebohongan dan Corona.

Share

Ads