MEDAN, GLOBALPLANET.news - Aksi unjuk rasa itu dipicu rasa kesal lantaran aktivitas mobil kontainer dilingkungan tempat tinggal warga merusak jalan dan sejumlah fasilitas lainnya.
Dengan menggunakan nama Aliansi Masyarakat Medan Utara Berdaulat (AMMUB), ratusan warga turun ke jalan guna memprotes serta mendesak perbaikan jalanan yang rusak akibat aktivitas truk-truk kontainer tersebut.
"Kami juga menuntut pemasangan portal dan bambu yang berisikan peringatan sehingga aktivitas truk-truk kontainer bisa dikontrol," kata Kordinator Aksi AMMUB, Salman SH saat berorasi.
Didampingi Achamadi dan Surianto selaku aktivis AMMUB, Salman menyebutkan warga juga meminta pemerintah tingkat kecamatan menertibkan aktivitas di sejumlah depo kontainer yang ada di Jalan Pancing 1 dan sekitarnya.
Mereka menuntut Pemerintah Kota (Pemkot) Medan untuk segera melakukan perbaikan Jalan Pancing 1 yang banyak rusak dan berlobang. Dengan demikian, kata Salman, tidak ada lagi warga yang menjadi korban karena jalanan yang rusak.
Salman mengaku warga sudah sangat resah atas kerusakaan infrastruktur di Jalan Pancing 1. Keresahan semakin membuncah karena Pemkot Medan tidak segera memperbaiki jalan yang rusak tersebut.
Camat Medan Labuhan, Rudy Asriandy, mengklaim Pemkot Medan sebenarnya memberikan perhatian atas kerusakaan Jalan Pancing 1 dan akan diperbaiki di awal tahun.
"Pemkot Medan telah menyediakan dana perbaikan sebesar Rp 9 miliar. Namun, wabah Covid-19 yang merebak di mana-mana membuat Pemkot Medan tidak bisa segera melakukan perbaikan jalan," kata dia.
Mengenai pemasangan portal seperti yang dituntut warga, Rudy Asriandy mengatakan pihaknya segera berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Satlantas Medan.
Usai mendengarkan paparan Camat Rudy Asriandy, warga memilih untuk terus melanjutkan aksi. Lalu warga berjalan menuju kantor Lurah Besar Martubung untuk melanjutkan aksi sekaligus massa pendemo secara swadaya mengumpulkan dana sumbangan untuk pembuatan Portal pembatasan jalan guna membatasi memastikan truk tidak melebihi tonase.
