loader

Tanpa Sawit, Ekonomi Masyarakat Dapat Melemah Dua Kali Lipat

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET.news - Menurut Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel, Rudi Arpian, mengatakan hal ini dikarenakan Sumsel tidak hanya memiliki kelapa sawit tetapi empat komoditas utama yang harganya selalu fluktuatif sehingga pendapatan petani tidak menentu.  

Justru kondisi makro dan kondisi mikro lah yang  ikut mempengaruhi naik turunnya tingkat kemiskinan.

"Ekonomi makro berupaya menemukan perspektif umum di tingkat nasional, sementara ekonomi mikro berfokus pada perspektif individu, di tingkat konsumen. Ini meliputi pertumbuhan ekonomi yang melambat," kata Rudi, Sabtu (23/1/2021). 

Rudi mencontohkan adanya inflasi yang berpengaruh terhadap kenaikan harga yang dikonsumsi penduduk. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, angka kemiskinan di Sumatera Selatan tahun 2020 masih di dua digit yakni 12,66 persen. 

Menurutnya, jika tidak ada Sawit dampak lemahnya ekonomi masyarakat sekitar bisa 2 kali lipat. Sebab, dari jumlah penduduk Sumsel 8,6 juta jiwa, sekitar 4,65% - 5,81% penduduk Sumsel adalah pekerja langsung di perkebunan kelapa sawit. 

"Ini belum lagi pekerja tidak langsung yang belum diketahui pasti jumlahnya. Sementara Estimasi pekerja langsung di komoditi sawit Sumsel, baik perkebunan (perusahaan, plasma, swadaya) dan pks, di kisaran 400-500 ribu orang," jelasnya.

Kendati saat ini pendapatan petani sawit cukup baik selama beberapa dekade, ia menambahkan, kiranya pemerintah dapat melakukan intervensi lebih dalam lagi agar masyarakat tak tambah jatuh lebih dalam ke garis kemiskinan. 

"Apalagi sekarang kondisi pandemi COVID-19, maka pemerintah mempunyai pekerjaan rumah yang cukup besar untuk mencegah masyarakat agar tidak jatuh ke dalam garis kemiskinan," tandas dia.

Share

Ads