loader

Hilirisasi Kelapa Sawit Sumsel Butuh Dukungan Pelabuhan

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET - Disampaikan Ketua Bidang Komunikasi, Publikasi dan Kampanye Positif Gabungan Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sumsel, Anung Riyanta ketika menjadi pembicara dalam webinar yang digelar oleh Bisnis Indonesia, Selasa (20/4/2021).

"Kalau perkebunan yang bentuknya koorporasi atau dikelola oleh perusahaan bisa terkondisikan infrastrukturnya, yang jadi perhatian adalah kondisi transportasi untuk sawit swadaya. Selain jalan dan transportasi, program hilirisasi komoditas sudah dicanangkan sejak lama. Namun kerap sulit terealisasi lantaran Sumsel tidak memiliki pelabuhan laut dalam (samudera), " jelas Anung.

Pelabuhan bagian dari komponen hilirisasi komoditas belum dimiliki oleh Sumsel.

“Pelabuhan bagian penting dari investasi. Sumsel selama ini outletnya berada di Pelabuhan Belawan (Medan), Pelabuhan Dumai, hingga Pelabuhan Panjang Lampung. Sehingga ini yang membuat investor sulit didatangkan,” kata dia.

Oleh karena itu, semua stakeholder sawit sangat mengharapkan rencana pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat dapat segera terealisasi karena untuk di Sumsel terdapat 1,2 juta Hektare lahan sawit dengan produksi 3,3 juta ton CPO per tahun.

Akan lebih baik jika pelabuhan tersebut juga terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus industri sawit seperti yang ada di Pelabuhan Tanjung Priok.

Di Sumsel juga terdapat 267 perusahaan, 77 unit pabrik pengolahan dengan produksi 4.000 ton Fresh Fruit Bunches/hour.

“Jika tidak ada investor yang masuk maka potensi yang ada ini akan terbuang percuma. Tidak ada nilai tambah bagi Sumsel karena yang dapatnya daerah lain,” tutupnya.

Share

Ads