JAKARTA, GLOBALPLANET - Kamis (2/1/2020) harga CPO kontrak pengiriman tiga bulan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange berada di level RM 3.057/ton atau naik 5 ringgit atau bertambah 0,16% dibanding harga penutupan perdagangan 31 Desember lalu
Harga CPO sempat mencapai level tertinggi dalam dua tahun pada 30 Desember 2019. Kala itu harga CPO ditutup di RM 3.128/ton. Namun setelah itu harga anjlok ke level RM 3.052/ton pada 31 Desember.
Harga CPO memang sudah mahal apabila dibandingkan dengan awal tahun lalu. Pada 2 Desember 2018 harga CPO berada di level RM 2.166. Jika dibandingkan dengan harga saat ini maka kenaikannya mencapai 40,9%.
Kekeringan, kabut dan fenomena iklim seperti IOD positif diperkirakan menyebabkan penurunan suplai minyak sawit. Padahal tahun 2020 menjadi momentum di mana dua produsen sawit terbesar di dunia yaitu Indonesia dan Malaysia memiliki program B30 dan B20 yang membuat permintaan domestik menjadi terdongkrak.
Hal tersebut menyebabkan terjadinya pembelian sebelum akhir tahun sehingga mendongkrak harga CPO. Harga CPO juga benar-benar memulai periode relinya secara nonstop sejak pertengahan Oktober 2019.
Reli berkepanjangan membuat harga CPO menjadi mahal. Karena harga sudah tergolong mahal, ada yang tergoda untuk mencairkan cuan atau ambil untung (profit taking).
Selain itu, penguatan ringgit terhadap dolar AS juga membuat harga CPO tak dapat naik banyak. Pasalnya harga CPO dibanderol dalam ringgit, jadi ketika ringgit menguat di hadapan dolar maka harga CPO jadi lebih mahal.