JAKARTA, GLOBALPLANET - Bea masuk minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) diturunkan menjadi 37,5% dari 40%, sementara impor produk olahan CPO turun menjadi 45% dari 50%.
Penurunan tarif ini berlaku ke hampir seluruh impor minyak sawit India, dimana India mengimpor terutama dari Indonesia dan Malaysia, sebagai bagian dari ASEAN.
Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Mukti Sardjono mengatakan, penurunan tarif ini memberikan sinyal positif terhadap ekspor minyak sawit Indonesia di tahun ini.
"Saya perkirakan ekspor kita ke India akan kembali membaik dan meningkat," ujar Mukti dikutip dari laman Kontan, Rabu (1/1/2020).
Mukti mengaku pihaknya belum menghitung berapa besar peningkatan ekspor minyak sawit ke India dengan tarif baru ini. Namun, dia berharap ekspor minyak sawit dan turunannya ke India bisa kembali normal seperti di 2018 yang bisa mencapai lebih dari 6 juta ton.
Mukti membeberkan, sampai Oktober 2019, ekspor minyak sawit dan turunannya ke India dari Indonesia hanya sekitar 3,7 juta ton.
Ini menempatkan India sebagai peringkat ketiga sebagai tujuan ekspor minyak sawit terbesar Indonesia.
Sedangkan peringkat pertama ditempati oleh China dengan total ekspor 5,3 juta ton dan Uni Eropa dengan total ekspor 4,1 juta ton.
"(Penurunan ekspor ke India) Salah satunya karena ada perbedaan pengenaan tarif impor sawit. Malaysia mendapat tarif 5% lebih rendah daripada produk sawit Indonesia. Tetapi sekarang sudah sama," terang Mukti.