MEDAN, GLOBALPLANET - Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Kadin Sumut, Ivan Iskandar Batubara, ketika bertemu Dubes RI untuk Tanzania, Ratlan Pardede, di sebuah restauran di Medan, Minggu (1/3/2020).
Didampingi pengurus dan pengusaha dibawah naungan Kadin Sumut, Ivan sangat merespon keaktifan Dubes Ratlan Pardede yang mendorong Sumut sebagai kampung halamannya bisa memperluas pasar ekspor hingga ke benua Afrika.
"Ini kali kedua pak Dubes Ratlan bertemu kami, dengan Kadin Sumut, setelah pertemuan pertama pada tahun 2018 yang lalu," kata Ivan.
Pihaknya memang mengakui saat ini perekonomian dunia sedang lesu akibat adanya ancaman wabah virus Corona. Ia melihat hampir semua negara sedang memproteksi warganya dan sementara waktu menghindari kunjungan antarnegara.
Kata dia, ini tentunya meresahkan kalangan dunia bisnis dan perekonomian global. "Walau usaha lagi slow down, namun pengusaha harus terus optimis dan mencari jalan supaya tetap survive," ujar Ivan.
Saat ini, kata Ivan, Kadin Sumut bersama pemerintah sedang mengembangkan kawasan barat Sumatera, melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (Special Economic Zone) pantai barat dan hilirisasi agar memiliki nilai tambah.
“Adanya ketimpangan pembangunan antara sisi pantai barat dan pantai timur Sumatera Utara dalam hal ini perlu dikejar, termasuk kawasan Nias,” jelasnya.
Dengan adanya pelabuhan di Pantai Barat nanti maka konektifitas perdagangan akan terhubung langsung ke pasar Eropa, Afrika dan India.
Sementara itu Dubes Ratlan Pardede mengapresiasi hal tersebut karena akan menekan cost logistic ke pasar Afrika.
Saat ditanya mengenai respons dari masyarakat Tanzania terhadap produk-produk asal Indonesia, Dubes Ratlan Pardede menggarisbawahi kualitas dan harga yang kompetitif menjadi kunci memasuki pasar Tanzania.
Dua hal tersebut yang membuat masyarakat Tanzania memiliki respons positif terhadap produk-produk asal Indonesia.
"Respons masyarakat sangat positif dan mengharapkan produk-produk Indonesia tetap eksis karena kualitas yang baik dan harga yang kompetitif. Oleh sebab itu, diharapkan akan lebih banyak lagi produk Indonesia hadir di Tanzania," ujar Dubes Pardede,
Beberapa produk perusahaan Indonesia sudah masuk ke Tanzania seperti tekstil, sabun, lotion, antinyamuk, body spray, santan kelapa, dan mi instan. Perusahaan Indonesia antara lain PT Sinar Antjol, PT Softex, PT Priskila, Indofood, PT Sari Segar Husada, dan CV Cahaya Nusantara.
"Peluang yang terdapat di Tanzania sangat terbuka, untuk itu perlu lebih banyak lagi produk Indonesia memasuki negara ini sehingga masyarakat memiliki pilihan setelah mengetahui kualitas produk asal Indonesia," ujar Ratlan.
Tanzania merupakan mitra kerja sama ekonomi yang sangat potensial. Sebagai negara utama dalam East African Community,, total potensi pasar yang dapat diakses mencapai 478 juta orang.