MEDAN, GLOBALPLANET.news - "IHSG dilanda aksi jual setelah sejumlah bursa di banyak negara terpuruk akibat aksi jual yang sama.Bulan September memang kerap selalu menjadi bulan yang tidak begitu baik bagi pasar saham," kata pengamat ekonomi dan pasar modal asal Medan, Gunawan Benjamin, kepada sejumlah wartawan di Medan, Jumat (4/9/2020).
Kata pengajar di sejumlah kampus di Medan ini, kinerja IHSG memang kerap mengalami tekanan di bulan September. Kata dia, hal ini mengacu kepada data kinerja saham sekurangnya dalam 10 tahun terakhir.
Ia lalu menyebutkan, IHSG pada perdagangan hari ini ditutup melemah 0.78% di level 5.239,85. Investor asing pada perdagangan hari ini membukukan penjuaan bersih Rp 991 miliar di pasar saham.
"Aksi jual investor asing masih terus mewarnai perdagangan saham setidaknya dalam sepakan terakhir ini," ujar Gunawan.
Nah, nasib lebih baik dialami matauang Rupiah yang mengalami penguatan pada penutupan perdagangan hari ini.
"Rupiah ditutup menguat di level 14.750 per US Dolar, seiring dengan meredanya tekanan pasar yang sempat memanas setelah ada rencana mengurangi independensi Bank Indonesia sebelumnya," kata Gunawan.
"Akan tetapi langkah Presiden yang mengambil tindakan dengan memastikan akan tetap menjaga independensi BI membuat Rupiah hari ini," kata Gunawan.
Ia lalu mengeluarkan prediksi untuk perdagangan di pekan depan. Ia yakin investor akan tetap mewaspadai gejolak ekonomi yang bisa saja terjadi akibat masih tingginya ketidakpastian pasar.
"Kebiasaan menjual saham di bulan September ini perlu diwaspadai. Karena pasar keuangan sangat berpeluang diperdagangkan di zona merah nantinya," kata Gunawan.
Kemudian, tambahan Gunawan, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah penambahan jumlah kasus penderita pandemi Covid-19 dan rilis data ekonomi maupun negara baru yang masuk dalam daftar resesi akan tetap menjadi isu utama di pekan depan.
"Jadi tetap mewaspadai segala kemungkinan adanya potensi tekanan karena sentiment belum sepenuhnya membaik pada saat ini," tegas Gunawan Benjamin.