loader

Sawit Masih Jadi Primadona di Sumut 

Foto

MEDAN, GLOBALPLANET.news - Kepala Bank Indonesia Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat,  di Medan, Senin (12/10/2020), mengungkapkan, nilai ekspor kelapa sawit dan turunannya periode Juli-Agustus 2020 Sumut tercatat naik 9,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).

Artinya, kata Wiwiek, sawit masih menduduki posisi pertama komoditas ekspor Sumut dengan pangsa pasar tertinggi, yaitu 41,6 persen.

Secara kumulatif, nilai ekspor kelapa sawit dan turunannya (minyak kelapa sawit, sabun, margarin, sterain dan minyak biji kelapa sawit) di Sumut tumbuh meningkat 5,15 persen (yoy) sejalan dengan kenaikan harga crude palm oil (CPO) sejak awal tahun 2020.

Hal ini berdampak pada perbaikan net ekspor Sumut. Periode Juli-Agustus 2020, Sumut mengalami peningkatan net ekspor sebesar US$0,8 miliar atau tumbuh 26,6 persen (yoy) lebih baik dari triwulan sebelumnya.

“Produk turunan sawit hijau semua. Artinya, ada harapan bagi ekonomi Sumut untuk mengalami sedikit pemulihan,” kata Wiwiek.

Berdasarkan laporan Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Utara yang bertajuk Perekonomian Sumut Triwulan III 2020, perbaikan harga sawit dan turunannya paling banyak ditopang oleh produk minyak kelapa sawit. 

Total nilai ekspor Sumut ke lima negara tujuan ekspor sawit terbesar (Tiongkok, India, Mesir, Bangladesh, Amerika Serikat), bernilai US$248,3 juta. Total volume ekspornya berjumlah 400.210 ton.

Data menunjukkan, peningkatan nilai ekspor sawit di Sumut paling banyak ditopang oleh ekspor ke negara Tiongkok. Nilai penjualan ke negara tersebut mencapai US$108 juta pada triwulan III 2020.

Bank Indonesia mencatat, sepanjang triwulan III 2020 permintaan ekspor sawit dari Sumut ke negara Tiongkok, Mesir, dan Bangladesh mengalami peningkatan. Sementara India dan Amerika Serikat terkontraksi.

Wiwiek menyebutkan ada tiga faktor utama perbaikan kinerja ekspor sawit di Sumut, di antaranya normalisasi aktivitas produksi di negara tujuan, tingginya kebutuhan produk sawit dan turunannya selama pandemi, dan apresiasi harga CPO dunia.

Selain itu, komoditas karet dan turunannya di Sumut (crumb rubber, sheet, crepe, barang dari karet, dan karet alam) turut mengalami perbaikan ekspor dibandingkan triwulan II 2020. 

"Secara kumulatif, ekspor karet Sumut masih pada teritori pertumbuhan minus 10 persen dibandingkan triwulan III 2019," tegas Wiwiek.

Share

Ads