PALEMBANG, GLOBALPLANET - Dalam konferensi internasional yang digelar setiap akhir tahun ini, industri sawit Indonesia terbukti menjadi tulang punggung dan terus berkontribusi pada perekonomian kendatipun di tengah pandemi Covid-19.
Hal ini disampaikan MenkoPerekonomian Airlangga Hartarto dan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan saat menjadi pembicara pada IPOC. “Terima kasih Industri sawit telah menjadi penopang utama perekonomian Indonesia terutama di masa pandemi saat ini,” kata Luhut Panjaitan pada konferensi minyaksawit terbesar dunia IPOC 2020 yang diselenggarakan secara virtual, Kamis(3/12).
Ketua Gapki Cabang Sumsel, Alex Sugiarto mengatakan, selama pandemi Covid-19, industri kelapa sawit berjalan relatif normal dengan menerapkan protokol Covid-19 yang ketat dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional di tengah ketidakpastian global.
“Industri sawit masih berjalan. Kita akui terdampak, ekspor terpengaruh lockdown negara tujuan. Ekspor itu baru mulai pulih kwartal 4 2020 yang berbareng dengan peningkatan harga minyak kelapa sawit,” ujarnya kepada globalplanet, Selasa (8/12/2020).
Namun diketahui, sambungnya, meskipun terjadi penurunan ekspor, tetapi sampai kwartal ketiga 2020 ekspor sawit tetap mampu menyumbang devisa sebesar USD15 miliar. “Untuk pasar domestik meningkat. Mandatori biodiesel dan industri oleokimia untuk bahan baku sabu, antiseptik dll, sehingga mampu jaga kestablian permintaan,” katanya.
Alex juga tetap mengingatkan, bahwa industri sawit yang berkontribusi positif terhadap perekonomian dan menyerap lebih dari 16 juta tenaga kerja ini masih menghadapi banyak tantangan. “Harus diingat tantangan yang masih dihadapi industri sawit adalah kampanye negatif baik di dalam maupun di luar negeri,” katanya.